Selasa, 28 Juni 2011

kenangan bu Linda

undangan desiminasi

kPEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI
SMK NEGERI 17 JAKARTA
KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN
Jalan G. Slipi Palmerah Jakarta Barat 11410 Telp (021) 5484134 Fax : 5333478
Email : smk_negeri_17@yahoo.co.id

Nomor : 001/VI/MGMP/’11 06 Juni 2011
Lampiran : -
Perihal : Undangan Desiminasi Guru Pemasaran

Yth.
Kepala Sekolah SMK ..............

di
Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan akan diadakan desiminasi Diklat Guru Pemasaran, dan Diklat MGMP Guru Pemasaran se Jakarta Barat, mohon kiranya Bapak/Ibu Kepala Sekolah menunjuk salah seorang guru Pemasaran untuk menghadiri acara tersebut pada :
Hari/tanggal : Rabu, 08 Juni 2011
Waktu : Pukul 8.00 s.d. selesai
Tempat : SMK N 17 Jakarta
Acara : Desiminasi hasil Desiminasi Diklat Guru Pemasaran Tingkat Lanjutan
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan Bisnis dan
Pariwisata.
Nara Sumber : 1. Murniati, S.Pd, SE.
2. Frida Lastiur Lumban Tobing, S.Pd

Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Ketua MGMP Pemasaran


Widoyo, S.Pd
NIP. 19621229 199003 1 004

Sabtu, 25 Juni 2011

kesulitan belajar

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hakikatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terpola untuk menciptakan suasana dan memberikan pelayanan agar anak didik belajar secara efektif. Untuk menciptakan suasana pelayanan hal yang esensial bagi gurua dalah memahami bagaimana siswanya memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses perolehan pengetahuan, maka ia dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi anak didiknya.
Dari berbagai hasil penelitian atau percobaan, para ahli psikologi dapat mengambarkan bagaimana proses tersebut berlansung. Ahli psikologi behavior memandang bahwa proses belajar terjadi melalui ikatan stimulus-respon, sedangkan psikolgi gestalt berpendapat proses pemerolehan pengetahuan didapat dengan memandang sensasi secara keseluruhan sebagai suatu objek yang memiliki struktur atau pola-pola tertentu, dan ahli psikologi konstruktivis berpendapat bahwa proses pemerolehan pengetahuan adalah melalui penstrukturan kembali struktur kognitif yang telah dimiliki agar bersesuaian dengan pengetahuan yang akan diperoleh sehingga pengetahuan itu dapat diadaptasi. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya keluhan kesulitan siswa dalam belajar. Oleh karenaitu, perlu diketahui penyebab terjadinya kesulitan dan bagaimana mangatasinya. Lebih jauh tulisan ini ingin mengetahui beberapa faktor kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar, apakah faktor siswa misalnya motivasi, faktor guru, metode, bahasa, apakah materi bahan pelajaran , apakah lingkungan sekolah misalnya sarana prasarana (buku-buku perpustakaan) khususnya buku-buku pendidikan yang tersedia?, sehingga dapat dicari langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan harapan tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif.
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungannya”. (Slameto). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tampa usaha dan tampa disadari bukanlah belajar.
Dari pengertian belajar diatas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar dalam tulisan ini yang dimaksud adalah pengetahuan. Perolehan hasil belajar dapat dilihat, diukur, atau dirasakan oleh seseorang yang belajar atau orang lain, tertapi tidak demikian halnya dengan proses belajar bagi seseorang yang sedang belajar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah terjadinya proses belajar sehingga seseorang memperoleh pengetahuan?.
Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlansung di dalam mental. Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang dilakukannya selama belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Misalnya Piaget (sebagai “bapak” psikologi kognitif), memandang bahwa pengetahuan terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Maksudnya, apabila pada seseorang diberikan suatu informasi (persepsi, konsep, dsb), dan informasi itu sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka informasi itu lansung berintegrasi (berasimilasi) dengan struktur kognitif yang sudah ada dan diperoleh pengetahuan baru. Sebaliknya, apabila informasi itu belum cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka struktur kognitif yang sudah ada direstrukturisasi sehingga terjadi penyesuaian (akomodasi) dan baru kemudian diperoleh pengetahuan baru.
Sebagai contoh, pada anak yang telah memiliki pengetahuan tentang konsep segitiga, kemudian oleh gurupersegi panjang. Karena konsep persegi panjang ini belum cocok dengan konsep segitiga yang telah memiliki anak, maka konsep segitiga itu direstrukturisasi sehingga dapat bersesuaian dengan konsep persegi panjang. Setelah itu, pengetahuan tentang konsep persegi panjang tersebut dapat berintegrasi dengan pengetahuan yang telah ada dan diperoleh pengetahuan baru berupa konsep persegi panjang.
Untuk memahami lebih jauh bagaimana seseorang memperoleh pengetahuannya khususnya pengetahuan , maka tulisan ini akan membahas beberapa pandangan psikologis yang berkaitan dengan hal itu. Ada tiga pandangan psikologi utama yang akan diuraikan dalam tulisan ini yaitu pandangan psikologi Behavioristik, Gestaltik, dan Konstruktivistik. Uraian dalam tulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal untuk memahami, mendorong, dan memberikan arah terhadap kegiatan belajar-mengajar di sekolah.







BAB II
PEMBAHASAN

Beberapa teori pemerolehan pengetahuan menurut pandangan beberapa para ahli diantaranya adalah:
1. Pemerolehan Pengetahuan menurut Pandangan Psikologi Behavioristik
Thorndike, salah seorang penganut paham psikologi behavior (dalam Orton, Resnick), menyatakan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R) yang diberikan atas stimulus tersebut. Pernyataan Thorndike ini didasarkan pada hasil eksperimennya di laboratorium yang menggunakan beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, monyet, dan ayam. Menurutnya, dari berbagai situasi yang diberikan seekor hewan akan memberikan sejumlah respon, dan tindakan yang dapat terbentuk bergantung pada kekuatan koneksi atau ikatan antara situasi dan respon tertentu.
Kemudian ia menyimpulkan bahwa semua tingkah laku manusia baik pikiran maupun tindakan dapat dianalisis dalam bagian-bagian dari dua struktur yang sederhana, yaitu stimulus dan respon. Dengan demikian, menurut pandangan ini dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, menurut Hudojo teori Thorndike ini disebut teori asosiasi.
Selanjutnya, Thorndike (dalam Orton ) mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti hukum-hukum berikut: (1) Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan respon sering terjadi, maka asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat ; (2) Hukum akibat (law of effect) yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasaan maka asosiasi akan semangkin meningkat. Hal ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasaan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Penganut paham psikologi behavior yang lain yaitu Skinner, yang membagi penguatan menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, apabila representasinya mengiringi suatu tingkah laku yang cenderung dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan, penguatan negative adalah stimulus yang dihilangkan/dihapuskan karena cenderung menguatkan tingkah laku berpendapat hampir senada dengan hukum akibat dari Thorndike. Ia mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Gagne yang disebut Orton sebagai modern neobehaviourists membagi belajar dalam delapan jenis, yaitu dimulai dari belajar yang paling sederhana (belajar signal) dilanjutkan pada yang lebih kompleks (belajar S-R, rangkaian S-R, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar di dalam praktiknya, kedelapan tipe/jenis belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus-respon.
Hal tersebut dapat dijelaskan dari pendapat Gagne (dalam Hudojo), bahwa setiap jenis belajar tersebut terjadi dalam empat tahap secara berurutan. Tahap pertama pemahaman, setelah seseorang yang belajar diberi stimulus, maka ia berusaha untuk memahami karakteristiknya (merespon) kemudian diberi kode (secara mental). Hasil ini selanjutnya digunakan untuk menguasai stimulus yang diberikan yaitu pada tahap kedua (tahap penguasaan). Pengetahuan yang diperoleh dari tahap dua selanjutnya disimpan atau diingat, yaitu pada tahap ketiga (tahap pengingatan). Terakhir adalah tahap keempat, yaitu pengungkapan kembali pengetahuan yang telah disimpan pada tahap ketiga.
Berdasarkan pandangan psikologi behavior di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang itu diperoleh karena adanya asosiasi (ikatan) yang manunggal antara stimulus dan respon. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudojo bahwa pengetahuan seseorang itu diperoleh dari sekumpulan ikatan stimulus-respon, semakin sering asosiasi ini digunakan apalagi diberi penguatan, maka akan semakin kuat ikatan yang terjadi. Jika dihubungkan dengan pengetahuan , hal ini berarti semakin sering suatu konsep (pengetahuan) diulangi maka konsep itu akan semakin dikuasai. Sebagai contoh, apabila seorang anak telah mengetahui bahwa 3 X 4 sama dengan 12, kemudian anak tersebut sering ditanya tentang halitu, maka ia akan semakin paham dan bahkan secara otomatis dapat menjawab dengan benar apabila ditanya, karena ikatan stimulus yaitu “3X4” dengan responnya yaitu “12” akan semakin kuat.

2. Pemerolehan Pengetahuan Menurut Pandangan Psikolgi Gestaltik
Psikologi gestalt dikembangkan di Eropa pada sekitar tahun 1920-an. Psikologi gestalt memperkenalkan suatu pendekatan belajar yang berbeda secara mendasar dengan teori asosiasi (behaviorism). Teori gestalt dibangun dari data hasil eksperiman yang sebelumnya belum dapat dijelaskan oleh ahli-ahli teori asosiasi. Meskipun pada awalnya psikologi gestalt hanya dipusatkan pada fenomena yang dapat dirasa, tetapi pada akhirnya difokuskan pada fenomena yang lebih umum, yaitu hakekat belajar dan pemecahan masalah. (Resnick & Ford).

Berpikir sebagai fenomena dalam cara manusia belajar, diakui oleh para ahli psikologi gestalt sebagai sesuatu yang penting. Berpikir bukan hanya proses pengaitan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai pengenalan sensasi atau masalah secara keseluruhan yang terorganisir menurut prinsip tertentu. Katona, seorang ahli psikologi gestalt yang lain, juga tidak sependapat dengan belajar dengan pengaitan stimulus dan respon. Berdasarkan hasil penelitiannya ia mambuktikan bahwa belajar bukan hanya mengingat sekumpulan prosedur, melainkan juga menyusun kembali informasi sehingga membentuk struktur baru menjadi lebih sederhana (Resnick & Ford).
Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind) adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat-sifat tertentu dan bukan sebagai kumpulan unit data yang terpisah-pisah (Orton). Para pengikut gestalt berpendapat bahwa sensasi atau informasi harus dipandang secara menyeluruh, karena bila dipersepsi secara terpisah atau bagian demi bagian, maka strukturnya tidak jelas. Menurut Katona (dalam resnick & Ford) penemuan struktur terhadap sensasi atau informasi diperlukan untuk dapat memahaminya dengan tepat
Jadi, menurut pandangan psikologi gestalt dapat disimpulkan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat stukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.

3. Pemerolehan Pengetahuan menurut Pandangan Konstruktivistik
Matthews (Suparno) secara garis besar membagi aliran konstruktivisme menjadi dua, yaitu konstruktivisme psikologi dan sosiologi. Kemudian konstruktivisme psikologi juga dibagi menjadi dua yaitu:
(1) kontruktivisme radikal, yang lebih bersifat personal, individual dan sukyektif, dan aliran ini dianut oleh Piaget dan pengikut-pengikutnya;
(2) konstruktivisme sosial, yang lebih bersifat sosial,
Aliran ini secara tegas membagi tiga yaitu aliran konstruktivisme yaitu konstruktivisme radikal, konstruktivisme sosial, dan konstruktivisme lemah (weak constructivism). Selanjutnya, yang akan dibahas dalam tulisan ini hanyalah konstruktivisme psikologi radikal yang dipelopori oleh Piaget dan konstruktivisme sosial yang dipelopori oleh Vygotsky.
Sebelumnya telah disinggung bahwa konstruktivisme psikologi/radikal dalam belajar dipelopori oleh Piaget (Suparno, 1997: 21). Piaget mempunyai perbedaan pandangan yang sangat mendasar dengan pandangan kaum behavior dalam pemerolehan pengetahuan. Bagi kaum behavior pengetahuan itu dibentuk oleh lingkungan melalui ikatan stimulus-respon. Piaget berpandangan bahwa pemerolehan pengetahuan seperti itu ibarat menuangkan air dalam bejana. Artinya, pebelajar dalam keadaan pasif menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru/pengajar. Bagi Piaget pikiran manusia mempunyai struktur yang disebut skema atau skemata (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata yang baru, yaitu melalui proses asimilasi dan akomodasi. Selanjutnya, Piaget berpendapat bahwa skemata yang terbentuk malalui proses asimilasi dan akomodasi itulah yang disebut pengetahuan perolehan pengetahuan harus melalui tindakan dan interaksi aktif dari seseorang/pembelajar terhadap lingkungan sehingga terbentuk skemata yang baru, yaitu melalui proses asimilasi dan akomodasi yang disebut pengetahuan (Bell, 1981: Stiff dkk.,1993)
Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan informasi (persepsi, konsep, dsb) atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif (skemata) yang sudah dimiliki seseorang. Akomodasi adalah proses restrukturisasi skemata yang sudah ada sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapat secara lansung diasimilasikan pada skemata tersebut.
Hal itu, dikarenakan informasi baru, betul-betul tidak cocok dengan skemata yang lama, maka akan dibentuk skemata baru yang cocok dengan informasi itu. Sebaliknya, apabila informasi baru itu hanya kurang sesuai dengan skemata yang telah ada, maka skemata yang lama itu akan direstrukturisasi sehingga cocok dengan informasi baru itu.
Dengan kalimat lain, pandangan Piaget di atas dapat dijelaskan bahwa apbila suatu informasi (pengetahuan) baru dikenalkan kepada seseorang dan pengetahuan itu cocok dengan skema/skemata (struktur kognitif) yang telah dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi melalui proses asimilasi dan terbentuklah pengetahuan baru. Sedangkan, apabila pengetahuan baru yang dikenalkan itu tidak cocok dengan struktur kognitif yang sudah ada maka akan terjadi disequilibrium, kemudian struktur kognitif tersebut direstrukturisasi kembali agar dapat disesuaikan dengan pengetahuan baru atau terjadi equilibrium, sehingga pengetahuan baru itu dapat diakomodasi dan selanjutnya diasimilasikan menjadi pengetahuan skemata baru
Untuk memperjelas uraian di atas perhatikan ilustrasi berikut, Misalkan, pada seorang anak bernama Jhony telah terbentuk skemata tentang persamaan yaitu pengertian persamaan , bentuk umum persamaan (Utang + Modal = H), dan teknik penyelesaiannya. Suatu ketika kepadanya diperkenalkan persamaan HPP Persediaan awal + pembelian-persediaan akhir = HPP. Karena pengetahuan yang terbentuk dalam skemata Gibran adalah tentang persamaan dan tidak cocok dengan persamaan HPP, maka Gibran akan mengalami dis-equilibrium. Agar skemata tentang persamaan HPP itu dapat dibentuk, maka skemata tentang persamaan yang telah ada direstrukturisasi sehingga persamaan HPP dapat diakomodasi dan selanjutnya diasimilasi dan diadaptasi, sehingga terjadilah keadaan equilibrium. Akhirnya, terbentuklah skemata baru atau pengetahuan baru yaitu persamaan HPP
Dengan demikian, asimilasi dan akomodasi merupakan dua aspek penting dari proses yang sama yaitu pembentukan pengetahuan. Kedua proses situ merupakan aktivitas secara mental yang hakekatnya adalah proses interaksi antara pikiran dan realita. Seseorang menstruktur hal-hal yang ada dalam pikirannya, namum bergantung pada realita yang dihadapinya. Jadi, adanya informasi dan pengalaman baru sebagai realita mengakibatkan terjadinya rekonstruksi pengetahuan yang lama yang disebut proses asimilasi-akomodasi sehingga terbentuk pengetahuan baru sebagai skemata dalam pikiran seseorang.
Pengikut aliaran konstruktivisme personal yang lain adalah Bruner. Meskipun Bruner mengklaim bahwa ia bukan pengikut Piaget, tetapi teori-teori belajarnya sangat relevan dengan tahap-tahap perkembangan berpikir seperti yang dikemukakan Piaget. Salah satu teori belajar Bruner yang mendukung paham konstruktivisme adalah teori konstruksi. Sebelumnya telah disinggung bahwa konstruktivisme sosial dipelopori oleh Vygotsky. Secara umum, penganut paham konstruktivisme sosial memandang bahwa pengetahuan merupakan konstruksi sosial. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa: (1) Basis dari pengetahuan adalah pengetahuan bahasa, perjanjian dan hukum-hukum, dan pengetahuan bahasa merupakan konstruksi sosial; (2) Proses sosial interpersonal diperlukan untuk membentuk pengetahuan subyektif yang selanjutnya melalui publikasi akan terbentuk pengetahuan , obyektif dan (3) Obyektivitas itu sendiri merupakan masalah sosial.
Lebih lanjut konstruktivisme sosial mengaitkan antara pengetahuan subyektif dan pengetahuan obyektif dalam suatu siklus melingkar. Maksudnya, pengetahuan baru terbentuk melalui suatu siklus melingkar yaitu dimulai dari pengetahuan subyektif ke pengethuan obyektif malalui suatu publikasi. Pengetahuan obyektif diinternalisasi dan dikonstruksi oleh siswa selama proses belajar . Hudojo (2003: 1) menjelaskan proses rekonstruksi yang dilakukan oleh siswa. Pertama, pengetahuan obyektif ditepresentasikan siswa dengan mengkonstruk melingkar yang ditunjukkan dengan alur mengkaji, menyelidiki, menjelaskan, memperluas, mengevaluasi sehingga terjadi rekonstruksi konsepsi awal. Kedua, konsepsi awal sebagai hasil rekonstruksi individu tersebut merupakan pengetahuan subyektif. Ketiga, pengetahuan subyektif tersebut di kerjasamakan dengan siswa lain, guru dan perangkat belajar (siswa, guru dan perangkat pembelajaran) sehingga terjadi rekonstruksi sebagai hasil dari proses scaffolding. Keempat, yang direkonstruksi sebagai hasil dari proses scaffolding dan direpresentasikan oleh kelompok tersebut merupakan pengetahuan baru yaitu konsepsi siswa setelah belajar sehingga menjadi pengetahuan obyektif .

4. Beberapa faktor Kesulitan
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang dicapai seseorang dalam belajar tidak selalu sama. Ada hal-hal yang dapat mengakibatkan kegagalan atau gangguan yang bisa menghambat kemajuan belajar. Faktor penghambat dalam belajar dapat digolongkan menjadi empat macam, seperti yang dikemukan Oemar Hamalik dalam bukunya Metode Belajar dan Kesulitan Belajar yaitu :
1. Faktor-faktor yang bersumber dari diri anak adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan yang sering terganggu
b. Kecakapan mengikuti pelajaran
c. Kebiasaan belajar
d. Kurangnya penguasaan bahasa
2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah :
a. Cara memberikan pelajaran
b. Kurangnya bahan-bahan bacaan
c. Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan
d. Penyelenggaraan pengajaran terlalu padat.
3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga :
a. Masalah broken home
b. Keinginan untuk kembali ke tempat asal (pulang ketempat kelahiran)
c. Bertamu dan menerima tamu
d. Kurangnya kontrol orang tua.
4. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat :
a. Gangguan dari jenis kelamin lain
b. Bekerjaa disamping belajar di sekolah
c. Aktif berorganisasi
d. Tidak dapat membagi waktu, rekreasi dan waktu senggang
e. Tidak mempunyai teman belajar.

Keempat faktor di atas, tidak jauh berbeda dengan faktor yang dikemukan oleh Sukirin dalam bukunya, Psikologi Pendidikan, yaitu :
1. Faktor pada diri orang yang belajar fisik dan mental psikologi
2. Faktor di luar diri orang yang belajar alam dan sosial
3. Faktor sarana fisik dan nonfisik.
Gejala kesulitan Belajar dalam proses belajar mengajar sudah menjadi harapan setiap guru agar siswanya dapat mencapai prestasi. Namun, pada kenyataan hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan. Beberapa siswa menunjukkan nilai kurang meskipun sudah diusahakan dengan sebaik-baiknya.
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang dapat dilihat dalam berbagai jenis kenyataan. Di sini guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar berperan untuk dapat memahami gejala-gejala kesulitan belajar. Bagi seorang gru/pengajar yang memahami kesulitan belajar siswa merupakan dasar dalam usaha memberi bantuan kepada siswa. Beberapa cirri tingkah laku kesulitan belajar:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, suka menentang, dusta.
e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti suka membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
f. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti perenung, rendah diri, sedih, menyesal, pemarah, mudah tersinggung dsb.

Mengatasi Kesulitan Belajar
Tiap siswa tentu memiliki keinginan supaya dalam belajar dapat berhasil sebaik-baiknya. Tidak ada yang mengharapkan kegagalan dalam belajar. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan, malas belajar, rendah diri atau bahkan mungkin dapat mempengaruhi jiwanya.
Demikian juga harapan guru, sebagai pendidik dan pengajar menghendaki siswanya berhasil belajar dengan baik tampa mengalami hambatan. Dalam buku Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar oleh Suparno, S. dan Koestoer, H. Partowisastro. dikatakan bahwa salah satu tugas paling sulit bagi gurudan penyuluh pendidikan ialah mengadakan diagnosis dan membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapai siswa.
Dengan demikian tidak dapat diketahui dengan pasti apakah suatu cara pemecahan kesulitan dapat digunakan untuk menolong memecahkan kesulitan setiap siswa. Dalam pemecahan masalah diperlukan langkah-langkah tersebut terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu:
1. Penelaahan status. Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakikat dan seberapa luas cakupan masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
2. Perkiraan sebab. Tahap ini merupakan perkiraan alasan atau sebab yang mendasari pola hasil belajar yang diperliatkan oleh siswa yang bersangkutan.
3. Pemecahan dan penilaian. Tahap ini merupakan tahap usaha menghilangkan sebab timbulnya kesulitan yang dihadapi siswa, dan apabila tidak dapat disembuhkan, akan menjadi tahap untuk memberikan bantuan kepada siswa sesuai dengan sebabnya.
Dalam usaha untuk memecahkan kesulitan belajar tersebut, guruharus mengetahui tingkat kesulitan yang dihadapi siswa. Mengingat keanekaragaman individu siswa, maka tingkat-tingkat kesulitan belajar yang mereka hadapi juga akan bermacam-macam.
Disamping usaha pemecahan kesulitan belajar yang dilakukan dengan melihat tingkatannya, gurudapat juga melakukan perbaikan dengan memilih cara, seperti yang dikemukakan oleh Warji R, dan Ischak Sw. yaitu proses perbaikan dilakukan dengan jalan mengajarkan kembali bahan yang sama kepada para siswa yang memerlukan bantuan dengan cara penyajian yang berbeda dalam hal sebagai berikut :
1. Mengajarkan kembali (Re-Teaching)
a. Kegiatan belajar mengajar dalam situasi kelompok yang telah dilakukan
b. Melibatkan siswa pada kegiatan belajar
c. Memberikan dorongan (motivasi/penggalakan) kepada siswa pada kegiatan belajar yang meliputi ; bimbingan individu/kelompok kecil, memberikan pekerjaan rumah dan menyuruh siswanya mempelajari bahan yang sama dari buku-buku, buku paket atau sumber-sumber bacaan yang lain.
2. Gurumenggunakan alat Bantu audio-visual yang lebih banyak
3. Bimbingan oleh guru/ pengajar dengan jalan ; banyak mengenal siswa yang menjadi asuhannya, memberikan saran-saran dan mengiatkan tugas-tugas belajar dirumah, dan atau mengirimkan/merekomendasikan kepada pembimbing, jika ada yang memerlukan bantuan individu yang lebih lanjut.
4. Guru bidang studi berusaha memberikan motivasi belajar pada bidang studi masing-masing dengan memberikan pendekatan manusiawi, memberikan keputusan dan kemauan pada siswa dengan memberikan perhatian, hadiah dan teguran dan atau menun jukkan watak khas dalam mempelajari bidang studi yang diasuhnya dan menunjukkan tingkah laku yang baik, mengirim kepada pembimbing (BP).
Berbagai cara penanganan kesulitan belajar sebagaimana dikemukakan di atas pada dasarnya dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran mengingat diagnosis masalah kesulitan belajar siswa itu bersifat general dank arena itu hamper dapat dikatakan berlaku sama pada setiap tindakan pembelajaran termasuk pembelajaran di kelas.
BAB III
KESIMPULAN

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua unsur utama, yaitu pertama, internal (bersumber dari diri siswa itu sendiri, misalnya kurang motivasi atau tidak mengetahui bagaimana metode atau cara belajar yang efisien): dan kedua, eksternal (bersumber dari luar, misalnya fasilitas yang belum mencukupi terutama buku-buku literature, masih relative minimnya buku paket yang tersedia di perpustakaan sekolah; dan faktor-faktor lainnya).
Untuk mengatasi kesulitan belajar khususnya , motivasi belajar pada setiap siswa perlu mendapat perhatian, baik secara kelompok maupun individu. Motivasi ini merupakan aspek fundamental yang harus didorong karena melakukan sesuatu mestilah dimulai dengan motivasi. Kegiatan siswa juga harus diorientasikan pada usaha untuk meningkatkan prestasi belajar.
Dalam hal pendekatan, perlu menerapkan pendekatan yang lebih tepat dalam proses belajar mangajar di sekolah. Pendekatan tersebut haruslah pendekatan yang lebih berorientasi pada pembelajaran secara kontekstual atau apa yang popular dewasa ini dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL), misalnya memperbanyak pemberian tugas dalam bentuk pemecahan masalah, baik secara kelompok maupun mandiri di kelas; memperhatikan keluhan dan kesulitan yang dihadapi siswa di dalam atau diluar kelas.

Daftar Pustaka

Ernest, Paul. 1996. “Varieties of Constructivism: A Framework For Comparison”. In Seteffe, L.P. & Nesher, Pearla (Ed). Theories of Matehmatical Learning. New Jersey: Lawrence Elrbaum Associates, Publisher.
Hamalik, Umar, Drs. (1982). Metode belajar kesulitan-kesulitan belajar, Bandung, Tersito.

Hudoyo, Herman. 1990, Strategi Mengajar Belajar , Malang: IKIP Malang
-------- , 1998. Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruktivistik (Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan PPS IKIP Malang). Malang.

-------- , 2003. Guru Konstruktivis (Constructivist Mathematics Teacher).(Makalah disajikan dalam seminar Nasional Pendidikan tanggal 27-28 Maret 2003 di Universitas Sanata Darma): Yogyakarta.

Karo karo, Ign. Ulih Bukit, Drs. (1981). Metodologi Pengajaran (Suatu Pengantar), Salatiga : CV, Saudara.

Orton, Anthony. 1991. Learning Mathematics: Issue, Theory and Classroom Practice. Lowa: Cassel

Resnick, B.L. & Ford, W.W. 1981. The psychology of Mathematics for Instruction. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Stiff, V.L, Johnson,L.J and Johnson, R.M.1993. “Cognitive Issue in Mathematics Education”. In Wilson. I & Patricia. S (Ed). Reseach Ideas for The Classroom: High School Mathematics. New York: Macmillan Publishing Company.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivissme dalam Pandidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, S. dan Koestoer, H. Partowisastro. (1986). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar I. Jakarta: Erlangga.

Surahman, Winarno, Prof. Dr. Ma. Ed. (1983). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tersito.

Tim SMU, PT. Galaxy Puspa Mega.
Warji R, dan Ischak Sw. (1987) Program remedial dalam proses belajar mengajar. Yogyakarta: Liberty.

mengelola konflik

MENGELOLA KONFLIK

LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia dengan maksud membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Pendidikan juga merupakan suatu upaya menuju kearah perbaikan hidup dan kehidupan manusia yang lebih baik. Untuk itu pendidikan berlangsung tanpa awal dan akhir, tanpa ada batas ruang dan waktu yang dikenal dengan istilah Life Long Education (pendidikan seumur hidup).
Pendidikan juga merupakan salah satu motor pembangunan nasional guna meningkatkan taraf hidup suatu negara dan selayaknya pendidikan mendapat perhatian dari semua pihak. Meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan pendidikan merupakan tantangan dari semua pihak termasuk lembaga penyedia pendidikan. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan, maka merupakan tantangan bagi setiap lembaga pendidikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hingga dewasa ini adalah rendahnya tingkat kinerja guru yang disebabkan oleh permasalahan atau konflik yang terjadi antar guru. Apabila guru mengalami permasalahan atau konflik baik antar guru maupun guru dengan kepala sekolah maka yang terjadi adalah turunnya kinerja guru. Pada gilirannya mutu pendidikan di sekolah mereka bekerja akan menjadi tidak berkualitas.
Sekolah sebagai suatu organisasi, menganut sistem yang dikenal dengan sistem input-output (masukan dan keluaran). Maksudnya adalah keberhasilan suatu sekolah diukur berdasarkan pencapaian tujuan pendidikan dan moral, akan tergantung pada bagaimana komponen atau sumber daya yang ada (pendidik, tenaga kependidikan dan dana). Sumber daya manusia memegang peranan sentral dalam pencapaian tujuan.
Pada saat ini, terdapat kecenderungan untuk menunjuk guru sebagai salah satu faktor penyebab minimnya kualitas lulusan sekolah. Kritikan mulai dari ketidakmampuan guru dalam mendidik, dan mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, manajemen kefektifan guru dalam mengajar sampai pada permasalahan yang terjadi antara guru dengan siswa, guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah. Masalah antara guru dengan guru atau guru dengan kepala sekolah tampaknya cukup berpengaruh terhadap hasil kerja guru. Guru yang tidak punya konflik akan memiliki komitmen yang penuh pada sekolah dan menunjukkan keterlibatan kerja. Adanya komitmen ini mendorong guru untuk menerima tujuan dan nilai-nilai organisasi. Penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi akan membuat guru merasa bertanggung jawab untuk turut serta mewujudkan tujuan tersebut dalam bentuk partisipasi aktif pada berbagai kegiatan pendidikan. Disamping itu dengan, dengan adanya komitmen guru dapat juga lebih meningkatakan kinerja guru.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Yang dimaksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Untuk itu guru sebagai pendidik profesional menjadi ujung tombak keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kedudukan guru sangat strategis dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan formal, pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini. Dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari fungsi dan peran kepala sekolah sebagai pemimpin.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam pembelajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder televisi, komputer ataupun internet. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti seperti sikap, efektifitas manajemen mengajar, sistem nilai, perasaan motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pembelajaran.



RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang maslah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut ”Bagaimana cara mengelola konflik”.



















PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik
Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Konflik tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikendalikan, dikelola bahkan disinergiskan menjadi sesuatu yang dinamis. Pengendalian konflik merupakan salah satu tugas pemimpin dalam kepemimpinannya. Efektifitas kepemimpinan dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik. Konflik sebagai sesuatu yang tak terhindarkan. Konflik merekat erat dalam jalinan kehidupan manusia. Umat manusia selalu berjuang dengan konflik. Oleh karena itu hingga saat ini manusia dituntut untuk memperhatikan konflik sebagai suatu kewajaran. Pertentangan atau konflik akan selalu ada selama manusia itu ada, baik secara individu maupun kelompok atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Konflik merupakan bagian dari perlawanan, ketidak setujuan atau ketidak sesuaian antara dua orang/kelompok atau lebih. Dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari, konflik sangat mungkin terjadi karena individu-individu yang hidup dalam suatu masyarakat berasal dari latar belakang yang sangat beragam yang memiliki pandangan yang beragam terhadap suatu masalah, dan juga memiliki kebutuhan yang beragam.
Konflik merupakan gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif atau positif tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola. Berdasarkan pernyataan tersebut, jika kita dapat mengelola konflik dengan baik, maka efek yang ditimbulkan dari konflik tersebut dapat berupa efek positif yang bermanfaat, paling tidak konflik yang terjadi dapat diatasi tanpa merugikan pihak manapun.




B. Jenis-jenis Konflik
Konflik dapat dikategorikan tiga kelompok yaitu :
1). Konflik Berdasarkan Pelakunya
Konflik bersifat internal dan eksternal bagi orang yang mengalaminya. Konflik yang bersifat internal menggambarkan konflik yang ada pada pelaku itu sendiri tanpa melibatkan orang lain atau kelompok lainnya. Konflik semacam ini bisa disebut konflik batin yaitu terjadinya perbedaan antara dorongan atau motif dengan tujun yang ingin dicapai (Rue ang Loyd. 1997 : 90).
Tujuan yang ingin dicapai mempunyai positip dan negatif. Terhadap tujuan tersebut, maka ada beberapa penafsiran sebagai berikut :
a. Memiliki kebaikan yang saling geser mutlak (mutually exklusive), sehingga individu yang bersangkutan harus menentukan salah satu karena tidak dapat dipilih secara bersamaan.
b. Memiliki unsur yang positip dan negatif apabila individu yang bersangkutan tidak dapat menyatakan atau berangapan bahwa hal negatif tersebut adalah resiko untuk memperoleh kebaikan dari tujuan tersebut, maka mempertimbangkan antara kebaikan dan keburukan tujuan tersebut sering menimbulkan frustasi individu yang bersangkutan.
c. Memiliki unsur yang positip dan negatif apabila yang bersangkutan tidak dapat memilih tujuan mana yang sifatnya negatif lebih kecil, maka mempertimbangkan antara dua keburukan tujuan tersebut dapat menimbulkan frustasi bagi yang bersangkutan.
Menurut Rue dan Byars, konflik eksternal ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
a). Konflik Struktural
Konflik ini diakibatkan struktur organisasi dan relatif terpisah dari individu yang menduduki peranan di dalam struktur tersebut. Ketidak jelasan peranan (role ambiguity) atau hambatan komunikasi juga sering menyebabkan timbulnya konflik secara struktural.
Disamping ketergantungan pada sumber daya tersebut yang langka, bagian-bagian yang memiliki kebutuhan yang sama terhadap sumber daya tersebut memiliki peluang untuk menimbulkan konflik. Salah satu sumber konflik tersebut diperkuat oleh hasil penelitian ahli yang menyatakan bahwa keterbatasan sumber daya menimbulkan potensi konflik yang tenang tetapi membahayakan ( James D. Sharingam. 1996 : 19 ). Konflik ini dikenal dengan konflik substantif (substantive issues), yaitu ketidak cocokan terhadap kebijakan dan praktek, kompetisi terhadap sumber daya yang langka dan konflik atas peranan serta tanggung jawab.
b). Konflik Antar Individu
Konflik antar individu dapat diakibatkan adanya konflik struktural, ketidak senangan terhadap orang lain atau faktor lainnya. Konflik ini terjadi pada waktu timbul hambatan komunikasi diantara pihak-pihak yang bersangkutan. Konflik semacam ini disebut juga konflik emosional (emosional issues), yaitu perasaan negatif antar individu seperti ketakutan, ditolak, sentimen, marah, dan tidak percaya diri. Konflik ini bisa jadi dirasakan oleh satu pihak saja, sedangkan pihak yang lain tidak merasakan adanya hal yang sama bahkan mungkin sama sekali tidak mengetahui adanya konflik semacam itu.
c). Konflik Strategis
Konflik strategis biasanya dimulai dengan direncanakan terlebih dahulu dalam rangka melaksanakan tujuan tertentu seperti menimbulkan kompetisi diantara pegawai, guna memperoleh bonus, komisi, promosi, memilih pekerjaan tertentu, atau untuk mendapatkan penghargaan


2). Konflik Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, konflik dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
a). Konflik Kepentingan (interest conflict)
Konflik ini terjadi apabila individu-individu atau organisasi-organisasi mencari keuntungan atau kepentingan material dan status atau kekuasaan di atas kepentingan pihak lain. Hal ini biasanya ditimbulkan oleh langkanya sumber daya.
b). Konflik Afektif (affective conflict)
Konflik ini terjadi akibat timbulnya pertentangan antara pihak-pihak yang memiliki pendapat, nilai atau norma yang berbeda dan bukan diakibatkan oleh sumber daya atau kekuasaan, melainkan berkaitan dengan falsafah atau sikap dalam kepribadian pihak-pihak yang terlibat.
3). Konflik Berdasarkan Akibatnya
Konflik berdasarkan akibatnya dibedakan menjadi dua yaitu konflik fungsional (fungcional conflict), dan konflik tidak baik (dysfunctional conflict). Konflik fungsional mendukung tujuan dari kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok yang bersangkutan. Dengan kata lain konflik ini bersifat konstruktif. Sedangkan konflik yang tidak baik adalah konflik yang memiliki sifat destruktif. Agar dapat memberikan manfaat yang optimal, maka manajer berkewajiban mengelola konflik dengan benar, karena pengelolaan konflik merupakan keahlian yang sangat penting bagi manajemen. Konflik-konflik yang muncul memerlukan strategi-strategi berlaian dari yang bersangkutan.

C. Penyebab Konflik
1. Perbedaan cara pandang
Seringkali konflik terjadi karena adanya perbedaan cara pandang. Seorang teman yang berpandangan bahwa belajar harus dilakukan dengan prinsip-prinsip biar lambat asal sempurna. Teman ini seringkali mendapat hambatan bekerja sama dengan teman lain yang berpandangan bahwa yang penting pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu, kekurangan bisa diperbaiki kemudian.
2. Perbedaan tujuan
Konflik juga terjadi karena adanya perbedaan tujuan dan kepentingan antara tujuan individu dalam tim dan tujuan tim. Orang seperti ini akan mendapat masalah jika bekerja sama dengan rekannya.
3. Perbedaan pemahaman
Konflik sering juga terjadi karena miskomunikasi yang menimbulkan perbedaan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena penjelasan yang didengar, fakta yang dikumpulkan kurang lengkap ataupun kurang akurat. Pemahaman yang setengah-setengah, tidak tuntas tersebut, berpotensi menimbulkan masalah. Misalnya saja, kita menawarkan pertolongan kita pada teman kita yang terlihat terlalu banyak dibebani dengan pekerjaan. Bisa saja ini disalahartikan oleh teman kita tersebut sebagai penghinaan karena mereka merasa bahwa kita menganggap mereka kurang mampu melakukan pekerjaan mereka, padahal kita yang sudah lebih dulu menyelesaikan pekerjaan, memang tulus ingin membantu mereka.
D. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
a. Akibat negative
1. Menghambat komunikasi.
2. Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
3. Mengganggu kerjasama atau “team work”.
4. Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
5. Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
6. Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi.
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

b. Akibat Positif dari konflik
1. Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
2. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
4. Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

E. Cara Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul. Adapun cara mengatasi konflik dapat dengan :
1. Akhiri pertengkaran (rujuk)
Suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama. Hentikan percakapan tegang yang sedang terjadi. Terangkan pada kedua belah pihak bahwa mereka harus menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan pertikaian ini. Tekankan pada mereka bahwa “debat kusir” tidak akan menyelesaikan masalah.
2. Dengarkan masalah satu persatu
Mintalah mereka untuk menceritakan masalahnya satu persatu. Saat masalah dikemukakan oleh satu orang, yang lain harus mendengarkan dengan cermat supaya tak terjadi salah paham. Setelah masing-masing pihak mengeluarkan ‘suara’, carilah kesesuaian atau kesepakatan, hingga tercapai kesamaan tujuan.
3. Putuskan apa masalahnya
Setelah masing-masing pihak mengungkapkan penjelasan, tanyakan apa yang diinginkan oleh masing-masing pihak. Dengarkan apa kata si A dan si B, dan pahami problemnya. Setelah jawaban terkumpul, rumuskan apa masalah yang sedang terjadi.
4. Persuasi
Usaha mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
5. Negosiasi (tawar-menawar)
Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
6. Pimpin tim Anda menuju suatu Solusi
Setelah rumusan masalah telah dibuat, perhatikan dan cari keputusan bersama. Biarkan kedua belah pihak membicarakan masalah yang mereka hadapi. Usahakan menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak. Lalu, carilah solusi supaya semua pihak senang.
F. USAHA MENCEGAH KONFLIK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha mencegah konflik :
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/eselon.
G. KESIMPULAN
Konflik merupakan suatu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam kehidupan masyarakat umum ataupun pada kehidupan berasrama. Suatu konflik pasti terjadi dalam suatu temapat jika di tempat tersebut terdapat individu-individu yang hidup bersama dan melakukan interaksi sosial.
Konflik dapat menimbulkan dampak positif atau dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dimana konflik tersebut terjadi tergantuk bagaimana kita megelola konflik tersebut. Mencegah suatu konflik terjadi lebih baik daripada mengatasi konflik yang telah terjadi, karena setiap konflik menimbulkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan `
Manajemen konflik sangat dibutuhkan dalam suatu kehidupan sosial, karena manajemen konflik mengeola konflik yaitu dengan cara menganggulangi potensi-potensi yang dapat menimbukan konflik, menagnggulangi konflik yang telah terjadi, dan juga menanggulangi dampak-dampak yang terjadi akibat dari suatu konflik.
Dalam kehidupan berasrama pada sekolah yang menggunakan konsep boarding school juga dibutuhkan manajemen konflik yang baik, karena para penghuni dalam suatu asrama tersebut merupakan para pelajar yang memiliki latar berlakang dan sifat-sifat yang sangat berragam, sehingga potensi terjadinya konflik sangat besar jika tidak dikelola dengan baik. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh konflik yang terjadi dalam suatu asrama juga cukup merugikan bagi para penghuni asrama tersebut.





DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S. P . 2007. Perilaku Organisas, .Jakarta: Mancanan Jaya Cemerlang.
Reksohadiprodjo & Handoko. 1995. Organisasi Perusahaan: teori, Struktur dan Perilaku. Yogyakarta : BPFE.
Rustandi, R.A. 1987, Gaya Kepemimpinan (Pendekatan Bakat Situasional), Bandung: PT. Armico.
http://mahapena.wordpress.com/2011/03/04/mengatasi-konflik-dengan-orang-lain/
http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/manajemen-konflik-definisi-dan-teori-teori-konflik/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/manajemen-konflik/

http://warnadunia.com/manajemen-konflik/

http://digilib.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha/
PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN

MATA KULIAH
FILSAFAT ILMU

DOSEN
DR. NANDAN LIMAKRISNA, IR. MM. M.QM

TUGAS AKHIR SEMESTER

OLEH
W I D O Y O
101120256










PROGRAM STUDY MAGISTER MANAJMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBE
J U NI 2011

Jumat, 24 Juni 2011

PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN

PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN

B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga tersebut memberikan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi pertolongan bagi umat manusia.
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan. Adapun cakupan landasan pendidkan adalah : landasan hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan ekonomi. Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai landasan filsafat.
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.
Jadi berfikir filsafat dalam pendidikan adalah berfikir mengakar atau menuju akar atau intisari pendidikan. Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Misalnya: apakah yang dimaksud dengan pengetahuan dan/atau ilmu? Dapatkah kita bergerak ke kiri dan kanan di dalam ruang tetapi tidak terikat oleh waktu? Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar pendidikan dan ilmu pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk anak-anak kita masing-masing; ilmu pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu studi terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan atau ilmu perilaku.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
B. Landasan Filsafat
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah pendidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi tujuanya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat atau filsafat (falsafah, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philien berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan bahwa ilmu pengetahuan mengandalkan penalaran. Filsafat berada diantara keduanya, kawasannya seluas dengan relegi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keragua-raguan dan karenanya mengandalkan akal manusia.
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu hal. Penggunaan istilah filsafat dapat diartikan dalam dua pendekatan, yakni :
1. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuan
2. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistimologi (tentang benar atau salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), Metafisika (tentang hakikat yang ada, termasuk akal itu sendii), serta sosial dan politik (filsafat pemerintah)
C. Pengertian Tentang Landasan Filsafat
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan merupakan jawaban secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan sebagainya dari pendidikan itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat penting karena hasil pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati hanya sebagian kecil saja. Diibaratkan mengamati gunung es, kita hanya mampu melihat yang diatas permukaaan laut saja. Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.
Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu metafisika, epistimologi, logika, dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :
1. Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat di alam ini. Dalam kaitanya dengan manusia, ada dua pandangan yaitu :
a. Manusia pada hakekatnyanya adalah spiritual. Yang ada adalah jiwa atau roh,yang lain adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini dianut oleh kaum Idealis, Scholastik,dan beberapa Realisme.
b. Manusia adalah organisme materi. Pandangan ini dianut kaum Naturalis, Materialis, Eksperimentalis, Pragmatis, dan beberapa realisme. Pendidikan adalah untuk hidup Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan manusia menjadi menyenangkan.
2. Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran, Ada lima sumber pengetahuan yaitu :
a. Pengetahuan
• Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedi
• Common sense,yang ada pada adat dan tradisi.
• Intuisi yang berkaitan dengan perasaan
• Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengalaman
• Pengalaman yan terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.
b. Ada empat teori kebenaran
• Koheren, sesuatu akan benar bila konsisten dengan kebenaran umum
• Koresponden, sesuatu akan benar bila ia tepat dengan fakta yang dijelaskan.
• Pragmatisme, sesuatu dipandang benar bila konsekuensinya ber manfaat bagi kehidupan.
• Skeptivisme, kebenaran dicari secara ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap.
3. Logika ialah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan memahami filsafat logika diharapkan manusia bisa berpikir dengan mengemukakan pendapatnya secara tepat dan benar.
4. Etika ialah filasafat yang menguraikan tentang perilaku manusia nilai dan norma masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat etika sangat besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk mengembangkan perilaku manusia, anatara lain afeksi peserta didik.
Kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat diatas, akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran dari hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam pendidikan tersebut berkaiatan dengan hasil kajian antara lain tentang :
1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makluk didunia ini, seperti yang disimpulkan sebagai zoo politicon,homo sapiens,animal educandum dan sebagainya.
2. Masyarakat dan kebudayaanya.
3. Keterbatasan manusia sebagai makluk hidup yang banyak menghadapi tantangan dan
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan

D. Beberapa Aliran Filsafat dalam Pendidikan
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme. Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Agar uraian tentang filsafat pendidikan itu menjadi lebih lengkap, berikut ini kan diuraikan beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini. Aliran itu ialah :
1. Idealisme
2. Realisme
3. Perenialisme
4. Esensialisme
5. Pragmatisme dan progresivisme
6. Eksitensialisme
Filsafat Idealisme menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenararan atau nilai sejati yang obsolut dan abadi. Terdapat variasi pendapat beserta namanya masing-masing dalam aliran ini seperti spiritualisme, rasionalisme, neokantianisme, dan sebagainya. Variasi itu antara lain menekankan pada akal dan rasio pada rasionalisme atau sebaliknya pada ilham untuk irasionalisme, dan lain-alain. Meskipun terjadi variasi pendapat tersebut, namun pada umunya aliran itu menekankan bahwa pendidikan merupakan kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih laten, anatara lain melalui instropeksi dan Tanya jawab. Oleh karena itu sebagai lembaga pendidikan, sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran, keindahan dan kehidupan yang luhur.
Filsafat pendidikan Esensialisme bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya. Kebenarana seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Kebenaran yang esensial itu ialah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin yang dikenal dengan nama Great Book. Buku ini sudah berabad-abad lamanya mampu membentuk manusia-manusia berkaliber internasional. Inilah bukti bahwa kebudayaan ini merupakan suatu kebenaran yang esensial. Tokohnya antara lain Brameld.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi kegunaan pramatis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berpaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu untuk kepada manusia .
Filsafat parenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisonal yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaanya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kenikmatan yaitu :
• Pengetahuan yang benar (truth)
• Keindahan (beauty)
• Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perenial. Prinsip pendidikan antara lain:
1. Konsep pendidikan itu bersifat abadai,karena hakekat manusia tak pernah berubah
2. Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususkan makluk manusia yang uni, yaitu kemampuan berpikir.
3. Tujuan belajar adalah mengenal kebenaran abadi dan universal
4. Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5. Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subject).
Filasafat Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah. Tetapi haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakat baru yang diinginkan. Dengan demikian tidak setiap individu dan kelompok akan memecahkan kemasyarakatan secara sendiri-sendiri sebagai progresivisme.
Oleh karena itu, sekolah perlu mengembangakan suatu ideologi kemasyarakatan yang demokratis. Keunikan konstruksionisme ini ialah teorinya. Mengenai peranan guru, yakni sebagai pemimpin dalam metode proyek yang memberi peranan kapada murid cukup besar dalam proses pendidikan. Namun sebagai pemimpin penelitian, guru dituntut supaya menguasai sejumlah pengetahuan dan ilmu esensial supaya muridnya dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
E. Kesimpulan
1. Implikasi Bagi Guru
Apabila kita konsekuen terhadap upaya memprofesionalkan pekerjaan guru maka filsafat pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai pekerja profesional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kedua penguasaan ini baru tercermin kompetensi seorang tukang.
Disamping penguasaan terhadap apa dan bagaimana tentang tugasnya, seorang guru juga harus menguasai mengapa ia melakukan setiap bagian serta tahap tugasnya itu dengan cara tertentu dan bukan dengan cara yang lain. Jawaban terhadap pertanyaan mengapa itu menunjuk kepada setiap tindakan seorang guru didalam menunaikan tugasnya, yang pada gilirannya harus dapat dipulangkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang mau dicapai, baik tujuan-tujuan yang lebih operasional maupun tujuan-tujuan yang lebih abstrak. Oleh karena itu maka semua keputusan serta perbuatan instruksional serta non-instruksional dalam rangka penunaian tugas-tugas seorang guru dan tenaga kependidikan harus selalu dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan (tugas profesional, pemanusiaan) yang dengan sendirinya melihatnya dalam perspektif yang lebih luas dari pada sekedar pencapaian tujuan-tujuan instruksional khusus.
Perlu digarisbawahi di sini adalah tidak dikacaukannya antara bentuk dan hakekat. Segala ketentuan prasarana dan sarana sekolah pada hakekatnya adalah bentuk yang diharapkan mewadahi hakekat proses pembudayaan subjek didik. Oleh karena itu maka gerakan ini hanya berhenti pada “penerbitan” prasarana dan sarana sedangkan transaksi personal antara subjek didik dan pendidik, antara subjek didik yang satu dengan subjek didik yang lain dan antara warga sekolah dengan masyarakat di luarnya masih belum dilandasinya, maka tentu saja proses pembudayaan tidak terjadi. Seperti telah diisyaratkan dimuka, pemberian bobot yang berlebihan kepada kedaulatan subjek didik melahirkan anarki sedangkan pemberian bobot yang berlebihan kepada otoritas pendidik akan melahirkan penjajahan dan penjinakan. Kedua orientasi yang ekstrim itu tidak akan menghasilkan pembudayaan manusia.
2. Implikasi bagi Pendidikan Guru dan Tenaga Kependidikan
Tidaklah berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa di Indonesia kita belum punya teori tentang pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Hal ini tidak mengherankan karena kita masih belum saja menyempatkan diri untuk menyusunnya. Bahkan salahsatu prasaratnya yaitu teori tentang pendidikan sebagimaana diisyaratkan pada bagian-bagian sebelumnya, kita masih belum berhasil memantapkannya. Kalau kita terlibat dalam berbagi kegiatan pembaharuan pendidikan selama ini maka yang diperbaharui adalah pearalatan luarnya bukan bangunan dasarnya.
Hal tersebut dikemukakan tanpa samasekali didasari oleh anggapan bahwa belum ada diantara kita yang memikirkan masalah pendidikan guru itu. Pikiran-pikiran yang dimaksud memang ada diketengahkan orang tetapi praktis tanpa kecuali dapat dinyatakan sebagi bersifat fragmentaris, tidak menyeluruh. Misalnya, ada yang menyarankan masa belajar yang panjang (atau, lebih cepat, menolak program-program pendidikan guru yang lebih pendek terutama yang diperkenalkan didalam beberapa tahun terakhir ini) ; ada yang menyarankan perlunya ditingkatkan mekanisme seleksi calon guru dan tenaga kependidikan; ada yang menyoroti pentingnya prasarana dan sarana pendidikan guru; dan ada pula yang memusatkan perhatian kepada perbaikan sistem imbalan bagi guru sehingga bisa bersaing dengan jabtan-jabatan lain dimasyarakat. Tentu saja semua saran-saran tersebut diatas memiliki kesahihan, sekurang-kurangnya secara parsial, akan tetapi apabila di implementasikan, sebagian atau seluruhnya, belum tentu dapat dihasilkan sistem pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang efektif.


Daftar Pustaka
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna
http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/landasan-filsafat-dalam-pendidikan/
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/teori-pendidikan.htm

Rabu, 18 Mei 2011

sekolah bermutu

Ciri-Ciri Sekolah Bermutu
Posted on 8 Oktober 2008 by AKHMAD SUDRAJAT
Merujuk pada pemikiran Edward Sallis, Sudarwan Danim (2006) mengidentifikasi ciri-ciri sekolah bermutu, yaitu:

1.Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul , dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
2.Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya..
3.Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
4.sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya
5.Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
6.Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
7.Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
8.Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal.
9.Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
10.Sekolah memnadang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
11.Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
12.Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan
Sumber:
Sudarwan Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara

Minggu, 10 Januari 2010

Pintu sorga

Catatan Yusuf Mansur Network: Pintu Syurga Mana saja untuk Muslimah
Catatan Yusuf Mansur Network
Pintu Syurga Mana saja untuk Muslimah
Bagikan
Rab pukul 20:07
Rasulullah saw telah merangkum kunci surga muslimah dalam empat perkara,
1- Menjaga shalat lima waktu.
2- Berpuasa di bulannya.
3- Menjaga kehormatannya.
4- Menaati suaminya.

Dari Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah saw bersabda,


إِذَا صَلَّتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الجَنَّةِ شَاءَتْ .

“Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.”(HR. Ahmad nomor 1661, hadits hasan lighairihi).

Satu hal yang terpetik dari sabda Nabi saw di atas adalah bahwa beliau hanya menyebutkan perkara-perkara yang masuk ke dalam jangkauan seorang muslimah, di mana seorang muslimah mampu melaksanakannya tanpa bergantung kepada orang lain atau bergantung kepada suaminya, di sini Rasulullah saw tidak menyinggung, misalnya, haji, karena pelaksanaan ibadah ini oleh seorang muslimah bergantung kepada suatu perkara yang mungkin tidak dimilikinya, seperti tersedianya bekal haji atau tersedianya mahram, di sini Rasulullah saw juga tidak menyinggung zakat, karena perkaranya kembali kepada kepemilikan harta dan pada umumnya ia berada di tangan kaum laki-laki, karena harta adalah hasil bekerja dan yang bekerja pada dasarnya adalah kaum laki-laki.

Kunci pertama, menjaga shalat lima waktu

Shalat adalah ibadah teragung, hadir setelah ikrar dua kalimat syahadat, satu-satunya ibadah yang tidak menerima alasan ‘tidak mampu’, wajib dikerjakan dalam keadaan apa pun selama hayat masih dikandung badan dan akal masih bekerja dengan baik, pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan, tidak heran jika suatu ibadah dengan kedudukan seperti ini merupakan salah satu kunci surga.

Jika menjaga shalat adalah kunci surga, maka sebaliknya menyia-nyiakannya adalah gerbang neraka, ketika para pendosa dicampakkan ke dalam neraka, mereka ditanya, apa yang membuat kalian tersungkur ke dalam neraka? Mereka menyebutkan rentetan dosa-dosa yang diawali dengan meninggalkan shalat.

Firman Allah, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”(Al-Muddatstsir: 42-43).

Perkara menyia-nyiakan shalat tidak jarang terjadi pada kaum muslimin secara umum dan kaum muslimat secara khusus, banyak alasan dan hal yang membuat mereka terjerumus ke dalam perbuatan tidak terpuji ini, di antara mereka ada yang menyia-nyiakan shalat karena malas dan meremehkan, di antara mereka ada yang terlalaikan oleh kesibukan hidup, sibuk bekerja, sibuk memasak, sibuk mengurusi rumah tangga, sibuk mengurusi anak-anak dan suami, sibuk dengan kegiatan-kegiatan lainnya sehingga ibadah shalat terbengkalai, padahal ibadah shalat tidak menerima alasan apa pun yang membuatnya tersia-siakan, dan Allah telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak terlalaikan oleh dunia dari mengingatNya, termasuk mengingatNya melalui ibadah shalat.

Firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9).

Menjaga shalat lima waktu mencakup menjaga waktunya dalam arti melaksanakannya tepat waktu, tidak menundanya dan mengulur-ulur waktunya sampai waktunya hampir habis, atau bahkan membiarkannya habis, ini adalah shalat orang-orang munafik, dan seorang muslimah tidak patut bermental munafik dalam ibadah shalat.

Menjaga shalat mencakup menjaga syarat-syarat dan rukun-rukunnya di mana shalat tidak sah tanpanya, menjaga wajib-wajib dan sunnah-sunnahnya yang merupakan penyempurna bagi ibadah shalat, semua ini menuntut seorang muslimah untuk belajar dan membekali diri dengan ilmu yang shahih tentang shalat. Tanpa ilmu yang shahih tidak akan terwujud menjaga shalat.

kedua, berpuasa di bulannya

Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu kunci surga, lebih dari itu di surga tersedia sebuah pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa yang dikenal dengan ‘ar-Rayyan’, pintu masuk para shaimin secara khusus, jika mereka telah masuk maka ia akan ditutup.
Di samping berpuasa sebagai kunci surga, ia juga merupakan tameng dan pelindung dari neraka, Rasulullah saw menyatakan, ash-shaumu junnah, puasa adalah tameng atau pelindung, yakni dari api neraka.



Karena puasa merupakan salah satu kunci surga sekaligus pelindung dari neraka maka seorang muslimah harus menjaganya, dalam arti melaksanakannya dengan baik, memperhatikan syarat, rukun dan pembatalnya, karena tanpanya dia tidak mungkin berpuasa dengan baik.

Seorang muslimah juga harus memperhatikan perkara qadha puasa Ramadhan di hari-hari lain jika dia mendapatkan halangan pada bulan Ramadhan sehingga tidak mungkin berpuasa secara penuh, jangan sampai Ramadhan berikut hadir sementara dia belum melunasi hutang puasanya, perkara mengqadha puasa di hari lain ini sering terlupakan atau terabaikan, karena kesibukan hidup, padahal ia adalah hutang yang jika tidak dilaksanakan maka seorang muslimah tidak bisa dikatakan telah berpuasa di bulannya, selanjutnya dia gagal meraih kunci kedua dari kunci-kunci masuk surga, dari sini bersikap hati-hati dengan menyegerakan qadha adalah sikap bijak, karena penundaan terkadang malah merepotkan dan menyulitkan.
(Izzudin Karimi)



Ketika Rasulullah saw mengabarkan bahwa wanita merupakan penghuni neraka paling besar, beliau ditanya, mengapa? Beliau menjelaskan sebabnya, karena wanita sering ‘kufur’ kepada keluarga, sering mengeluh, jika suami berbaik-baik kepadanya seumur-umur, lalu dia melihat yang tidak baik dari suami walaupun hanya sekali, maka dia akan berkata, ‘Aku tidak melihat kebaikan apa pun pada dirimu.’ Oleh karenanya Rasulullah saw mengajak para wanita agar memperbanyak bersedekah sebagai penyeimbang, lebih dari itu Rasulullah saw juga memberikan jalan dan pintu tersendiri bagi wanita agar selamat dari neraka dengan meraih kunci surga.



Kunci ketiga, menjaga kehormatan

Surga hanya bisa diraih dengan keshalihan, hanya wanita shalihah yang akan masuk surga, shalihnya seorang wanita dibuktikan dengan beberapa sifat dan akhlak, salah satunya dan yang terpenting adalah menjaga kehormatan diri.

Firman Allah, “Wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa`: 34).

Ayat ini menetapkan bahwa memelihara diri meruapakan wujud dari ketaatan seorang wanita shalihah kepada Allah kemudian kepada suaminya.

Nabi saw bersabda,


خَيْرُالنِّسَاءِ مَنْ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرَتْهَا أَطَاعَتْكَ وَإِذَا أَقْسَمْتَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْكَ وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ.

“Sebaik-baik wanita adalah wanita yang jika kamu melihat kepadanya maka kamu berbahagia, jika kamu memerintahkannya maka dia mentaatimu, jika kamu bersumpah atasnya maka dia memenuhinya dan jika kamu meninggalkannya maka dia menjagamu pada diri dan hartamu.” (HR. an-Nasa`i)

Menjaga kehormatan berarti membentengi diri dari perkara-perkara yang mencoreng dan merusak kehormatan, yang menodai dan menggugurkan kemuliaan, dengan tetap bersikap dan bertingkah laku dalam koridor tatanan syariat yang suci lagi luhur.

Menjaga kehormatan di zaman di mana ajakan dan propaganda kepada kerusakan dan perbuatan keji semakin meningkat dan menguat, seruan dan arus serangan yang ditujukan kepada wanita-wanita muslimah dengan agenda dan maksud terselubung dan tersembunyi semakin gencar dan bergelombang, menjaga kehormatan di zaman seperti ini terasa demikian sulit dan berat, para penyeru dan para jurkam kerusakan membidik wanita muslimah sebagai sasaran, mereka memakai dan menggunakan cara-cara yang melenakan dan menggiurkan dengan nama kemajuan, modernisasi, pemberdayaan, pengentasan, pembebasan dan kedok-kedok palsu lainnya, zhahiruhu fihi ar-rahmah, wa bathinuhu ya`ti min qibalihi al-adzab, racun di balik kelembutan ular berbisa.

Dari sini maka seorang wanita muslimah harus jeli dan cermat sehingga dia tidak termakan oleh rayuan gombal para serigala yang berbulu domba dan musang berbulu ayam, hendaknya seorang muslimah tetap berpegang kepada aturan-aturan dan rambu-rambu Islam yang luhur lagi suci karena di sanalah terkandung kebersihan dan kesucian diri, hendaknya seorang muslimah menimbang dan mengukur setiap seruan dan ajakan dengan timbangan dan ukuran syar’i yang baku dan menyeluruh, hal ini agar dia selamat dan tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang merusak kemuliaan dan kehormatannya.

keempat, menaati suami

Menaati suami merupakan lahan dan medan besar dan luas bagi seorang muslimah, ia merupakan ladang ibadah bagi seorang muslimah yang sesungguhnya setelah penghambaannya kepada Rabbnya.

Kamis, 17 Desember 2009

kesadaran

Aku tau, kadang aku sendiri, kadang akau merasa dibutuhkan dan aku tau aku dimanfaatkan, tapi aku tak bisa menolak, aku selalu menawarkan diri untuk selalu menolong dan menyediakan diri untuk berkorban baik waktu maupun materi, aku tau sampai kapan ini akan terjadi

menggurih
rasa hati, pedih, dalam kesendirian, tapi ini akan lebih baik dari pada memiliki tapi menyakiti hati orang lain.
Lebih baik melihat orang yang kita cintai bahagia disisi orang lain, bila dibandingkan dia disisiku tetapi tidak merasa tenang

Kutengok HP
kuperiksa kalau ada sms, kalau ada telepon, kalau ada getar
entah mengapa aku begitu mendamba pengharapan, akan kasih sayang yang semu
aku tak tau

GALAU

SAYAT HATI

Kuakui … kurindu kamu
Kuakui … ku cinta kamu
Kuakui … ku sayang kamu
Kuakui … kutak ingin kehilangan kamu

Namun ... untuk apa semua rasa itu
Bila … tak dapat kupersembahkan untukmu
Bila ... tak dapat kuungkapkan kepadamu
Bila … hanya terpendam di benakku

Tuhan … Kumohon kepadamu
Cabutlah semua asa dan harapan yang semu darinya
Untuk apa harus ada semua rasa itu
Bila hanya dapat menyakitinya

Sakitnya gigitan ku
Bagai sayatan hati yang kugurih
Begitu pedih dan remuk
Menahan rasa rindu yang bergelora di hati

biarkan semua berlalu dengan bergantinya waktu....
meskipun hati masih selalu ada penantian untukmu....
namun aku tahu kita tak mngkin bersatu
hanya do'a dan harapan
selalu kuberikan untukmu
semoga kau bahagia selalu dan biarkan aku bahagia dengan kenanganmu dan semua impian dan kemauan yang pernah kita ciptakan berdua


Hati terasa pilu tegurih hati
Di saat mendengar keputusan itu
walau kutau akan datang masa itu
Hati sakit serasa pilu, ingin memberontak, tetapi tak mampu
Berjuta kenangan indah ku lalui bersama mu

Kini .... semua harus ku kubur seiring kepergian mu
Air mata yg menjadi saksi bisu, Rasanya begitu menusuk relung hati
telah dihancurkan kemauan, harapan & impian yang pernah dibangun bersama
Dan kini, untuk berdiripun rasanya aq tak mampu

Enggak ada yang terlambat dalam mencintai seseorang...
Saat kau benar-benar mencintai seseorang ...walau kau
terlambat menyadari namun itu bukan akhir dari
cerita cintamu..Namun, saat kau mulai menutup diri, dan menyerah berarti barulah kau
terlambat...dan menjadi orang yang tak perlu lagi diperhitungkan...!!

Merelakan..Melepaskan... untuk membuat orang yang kita cinta bahagia?
Kedua hal yang mengharukan saat-saat kau
mencintainya dengan segenap hatimu...Kau benar-
benar menawarkan perasaan cintamu..Hingga kau
rela melepaskannya jika ia memang akan
bahagia..Seperti halnya..Lebih baik melihat orang kau cintai tak lagi bersamamu, dibanding kau bersamanya dan membuatnya tidak tenang
...dan tak bahagia berada di sampingmu...Saat kau menyadari semua tidaklah kejam untukmu..Namun kau beruntung dapat menyadari perasaannya...
Menyedihkan..??
Ya..menyedihkan itu tepat untukmu yang menderita dalam percintaan
Tapi aku bukan orang yang paling menyedihkan...Namun, Sadarilah..dia yang melukaimu lebih menyedihkan lagi darimu...Karna tanpa ia sadari...ia menyia-nyiakan Mu yang telah sangat mencintainya...

Salah Mencintai..??
Hanya dengan mencintai kau melihat dirinya sangat sempurna..Namun mencintai bukan suatu kebutuhan tapi suatu pilihan..Saat kau menganggap cinta itu bagai kebutuhan..!!kau tak akan rela melepasnya...Kau hanya boleh menyadari dia adalah pilihan mu bukan suatu kebutuhan yang harus memenuhi hidupnu...Maka kau akan sakit dan tak rela bila kau kehilangannya
...

Cinta itu enggak selalu indah..seindah dongeng ketoprak berakhir yang berakhir bahagia...
atau romeo en juliet degan kisahnya yang
abadi...Namun, kau bisa mencoba nya...Namun saat kau tak berhasil menciptakan roman
indah...
Kau hanya bisa merelakan nya...Saat yang tepat kau akan temukan seseorang yang lebih baik dan mempesona...
Karena dibalik semuanya cinta tak harus memiliki...
maka dengan mengagumi nya, kau sudah cukup membuktikan rela dan tetap bisa
bertahan walau dia tak disampingmu sekalipun...



HENING GALAU KETERASINGAN

motor tiger hitam datang kabarkan angin berita
Seakan menceritakan akan ada kesedihan atau kegembiraan yang kan menerpa
Seiring gerimis tiada berhenti berjatuhan seolah tiada lelah
Sehari menjadi setahun sekan menanti suatu yang tak kunjung tiba
Demikian ku sandarkan nasib lewat angin dingin menggigilkan
Menembus tulang menembus hati menembus jantung
Terasa sakit seperti dera sembilu menerpa kesunyian dan keheningan malamku
Ada keterasingan yang tiba-tiba menjadi teman setia
Ada kegalauan yang menusuk dari segala penjuru badan
Ada keheningan yang menjadi penghias tanpa sedikitpun memberi kesempatan

Sehari menjadi setahun aku menantimu di keheningan, kegalauan, dan keterasinganku
Sesaatpun kau tak berpaling kecuali tanpa berita
Sesaatpun kesunyian menjadi belati yang engkau hunus dan ayunkan dalam belantara kehidupan
Sesaatpun kegalauan seakan menjadi palu hakim yang menghukum kita dalam penjara keterasingan
Engkau bersemayam dalam gemeretak rindu dendamku
Semakin dalam semakin kelam semakin menyiksa
Engkau adalah engkau yang tafakkur merenungi nasib kesunyian untuk menjadi kesedihan
Engkau menjadi godam penentu nasib yang tiada surut mencipta kegalauan
Esok adalah sesaat seolah setahun yang tiada pernah sirna dalam bingkai kehidupan
Apapun nasib kesunyian yang tak bisa menggugat dan bicara
Engkau tiada pernah mencium rasa rinduku
Engkau tiada pernah memeluk rasa cintaku
Engkau tiada pernah menitah kesepian sebagai ujianku
Engkau tiada pernah menatap kelam harapku
Engkau tetaplah engkau yang hanya memberi sesaat sebagai setahun penuh penantian
Engkau tetaplah engkau yang menghadirkan keheningan, kegalauan, dan keterasingan sebagai warna hitam kehidupan
Dan engkau tetaplah engkau yang tiada ingin merubah nestapa jadi gembira
Engkau tetaplah engkau yang membuat menanti menjadi penuh perjuangan
Engkau tetaplah engkau yang akan memutuskan untuk dapat mencium auraku, memeluk bayanganku, dan menitahkan perasaanku

SATU MENIT BERSAMAMU


Satu menit bersamamu

memberikan seribu nafas

entah kenapa denganmu aku bisa rasakan dunia tersenyum

kita bersama meniti senyum dunia

kita berjalan beriringan di dunia harapan

keyakinanku akan dirimu tak bisa terucap

karena kayakinan akan dirimu sudah mengalir disetiap urat nadi

hanya dengan dirimu

aku bisa memandang dunia tersenyum kepadaku

namun senyummu lebih memberikan seribu makna

entah kamu tau atau tidak

betapa hati ini tidak akan bisa berpaling darimu walau sekejap

karena satu menit bersamamu sangat berarti

by @djie

Rabu, 16 Desember 2009

selamat menikmati

Buat bu guru di nun jauh disana yang di aku menghabiskan waktu dengan menikmati Mp3 ini
bu guru, kenangan di Puncak itu sungguh luar biasa, walau cuma memandang dengan lembut tetapi aku menikmatinya, kenangan itu begitu indah sejenak lupa sama sembilan



More Free Music at MP3-Codes.com


Tidak ada yang abadi kecuali kasih dari Allah semata

Selasa, 15 Desember 2009

Widoyo Ganteng: Gado-gado

Widoyo Ganteng: Gado-gado

Gado-gado

Senin,14 Desember 2009, merupakan hari yang istimewa sekaligus senang, sedih, marah, campur aduk, Benci bagaimana tidak
senang, pengalaman hidup tidak di dapat oleh semua orang seperti aku
sedih ya, Allah mengapa ini harus terjadi dalam kehidupanku
marah tak seharusnya aku melakukan kesalahan bodoh ini, mengapa........ ini terjadi?
Benci, pada diri ku sendiri yang tak mampu berkata jujur untuk menolak sesuai nurani.

Peristiwa demi peristiwa mewarnai kehidupan baik suka maupun duka, baik kebenaran atau kebohongan, kebaikian atau kejahatan, padahal daun yang gugur ketanah tak akan terjadi bila tanpa seijin dari Allah

Aku tak tau akhir dari perjalanan kehidupannku ini, aku hanya berharap aku menjadi manusia yang lebih baik, jauh dari yang namanya dusta, bohong, benci, iri dengki, kejam, tapi menjadi pribadi yang baik sesuai tuntunan norma yang berlaku di hadapan Allah

Bisakah aku menjalani kehidupan ini dengan lebih baik, Allah sadarkan aku dari khilaf dan dosa yang senantiasa mengintai dari kehidupankuk

Selasa, 08 Desember 2009

Wanita Memikat

HARI-HARI YANG ANEH
Senin, 16 November 2006, sekembalinya dari penataran dari P4TK, aku mengantar ibu guru SMK ke Ke SMK 45, aku sebenarnya agak heran, kenapa ya, aku kok nawari, lebih heran lagi, ibu guru itu juga mau, sepanjang jalan beliau ngobrol, yang menurut aku agak aneh. Aku sengaja istirahat di POM Bensin, beliau menunggu aku menuju toilet, sebenarnya aku tidak berniat, cuma mau lihat beliau dari jauh, gerangan apa yang akan terjadi.
Rabu, 18 November aku di telpon untuk mengambil transport LKS, aku datang kesekolah beliau, aku menawarkan pulang bareng yang agak aneh, sebenarnya kondisinya hujan, yang lebih aneh beliau mau, aku sendiri heran, seandainya beliau nolak, selesai.
Sepanjang jalan, sebenarnya dibawah jas hujan khan panas, sampai di jelling aku buka mantel hujan, dia bilang,”panas”, aku tersenyum,”aku sendiri tidak tahan panasnya apalagi dibawah jas hujan”. Ini adalah perjalanan pertama kali menuju Bekasi.
Kamis, 19 November mulai kontak intens, tapi aku bingung, apa yang menarik dari beliau, kayaknya enggak ada, tapi aku kok nurut aja ya
Senin, 23 November, aku makan siang, di Cibiuk Kalimalang, yang memang tiap hari aku lewati, aku berbincang tak karuan, karena aku bingung, jika aku perhatikan dengan seksama, tak ada yang menarik dari beliau ini, yang aneh aku kok nurut aja, ah memang hari yang aneh
Selasa, 24 November, Hari yang lebih aneh, tapi nyata itu terjadi kembali di Ditimur perempatan jalan rawa panjang, ya, Allah, mengapa begini

Hari demi hari berlalu, senantiasa pagi menjemput, siang menjemput dan seterusnya, dan hari penyelesaianpun terjadi pada hari Jumat, 26 November 2009 sore sekitar jam 16.15 menit.

Aku hanya mampu berkata, tanpa diriku nirmu, akan mendapat yang lebih baik, dengan mantap kuputuskan hari ini adalah terakhir,

Tetapi Senin,30 November, berawal dari SMS minta tolong, akhirnya yang tadinya sudah berakhir menyambung kembali, aaaaaaaaahhhhhhh dunia memang aneh

Jumat, 09 Oktober 2009

Lebaran ama Tiger Picek


Lebaran touring di Gunung Lawu, sama motor Tiger Picek, nanjak Puas terhadap performa pada tanggal kamis, 24-25 September 2009, menginap semalam di hotel, bangun pagi sholat subuh, 08.00 start menuju Grojogan Sewu, enggak jadi ke Pancuran langsung nanjak ke gunung lawu menuju jalan setapak yang telah diperbaiki TNI masuk desa ( lokasi foto) di atas gunug Lawu

Rabu, 10 Juni 2009

Jadwal PSB

Tahap-tahap Kegiatan PPDB SMKN. 17 (Online Real Time System)

No. Kegiatan Waktu Jam
1. Informasi PPDB Mei – Juni 2009 -
2. Pra Pendaftaran PPDB 25 – 27 Juni 2009 08.00 – 15.00
3. Pendaftaran PPDB Tahap 1 1 – 3 Juli 2009 08.00 - 15.00
4 Pengumuman PPDB Tahap 1 Sabtu, 4 Juli 2009 08.00
5. Lapor diri PPDB Tahap 1 4 - 7 Juli 2009 08.00 – 16.00
6. Pengumuman tempat kosong 8 Juli 2009 08.00
7. Pendaftaran PPDB Tahap 11 8 - 9 Juli 2009 08.00 - 15.00
8. Pengumuman PPDB Tahap 11 10 Juli 2009 08.00
9. Lapor diri PPDB Tahap 1 10 – 11 Juli 2009 08.00 – 16.00
10. Hari Pertama Masuk Sekolah 13 Juli 2009

Senin, 08 Juni 2009

Pembekalan oleh Bank DBS



Pembekalan Kamis, 4 Juni 2009
oleh Bank DBS, langsung oleh Head masternya

Lowongan Pekerjaan Segera

Lowongan Pekerjaan
DIBUTUHKAN SEGERA SALES PROMOTION GIRL (SPG)
a. SMK belum menikah
b. Tidak berkaca mata
c. Tinggi Min. 158 cm
d. Umur Max. 23 Th.
e. Penampilan menarik
f. Kemampuan komunikasi yang baik
g. Bersedia ditempatkan di Jabodetabek

LAMARAN LENGKAP DIKIRIM ATAU DATANG LANGSUNG KE Jl. KH. Zainujl Arifin, Komplek ketapang Indah, B1, No.10-12 (Bagian HRD)

Hari Senin, sampai Jumat (Jam kerja)



Lowongan Pekerjaan
DIBUTUHKAN SEGERA BAGIAN ADMINISTRASI

Persyaratan :
1. Wanita
2. Belum menikah
3. Pendidikan Min. SLTA/SMK/D1-D3
(Jurusan : IPS, Akuntansi atau Komputer Akuntansi)
4. Umur Max. 25 TAhun
5. Menguasai Ms. Office (Ms. Word dan Ms. Excel)
6. Fast Foto terbaru 3 X 4

Kirim lamaran lengkap (CV, Foto terbaru) Via Pos ke alamat :
Jl. Kepa Duri Mas Blok XX/No. 24
Taman Ratu Jakarta Barat 11520
Paling lambat 2 minggu setelah terpasang dalam blog.
Jakarta , 19 Nopember 2009 s/d 3 Desember 2009
Tidak melayani wawancara tanpa konfirmasi sesebelumnya dari kami



Lowongan Pekerjaan
HOKA HOKA BENTO

JABATAN : STORE SUPERVISOR (SPV)
Persyaratan :
1.
Pria/wanita, usia Mak. 28 th.
2. Pendidikan D3 Semua Jurusan IPK min 2,75 (Fresh Graude)
3. Bersedia ditempatkan diseluruh cabang Hokben


JABATAN : Call Center (CCA)
Persyaratan :
1. Pria/wanita, usia Mak. 28 th.
2. Pendidikan D3 Semua Jurusan IPK min 2,75 (Fresh Graude)
3. Bersedia ditempatkan diseluruh cabang Hokben


JABATAN : Karyawan Restoran ( KR)
Persyaratan :
1. Pria/wanita, usia Mak. 25 th.
2. Pendidikan SLTA atau sederajat
3. Tinggi badan Min. 155 (wanita) dan 160 Cm (Pria)
4. Tidak berpenyakit kulit
5. Mata tidak minus atau silinder
6. Bersedia ditempatkan diseluruh cabang Hokben


JABATAN : Karyawan Restoran ( KR)
Persyaratan :
1. Pria/wanita, usia Mak. 25 th.
2. Pendidikan SLTA atau sederajat
3. Tinggi badan Min. 155 (wanita) dan 160 Cm (Pria)
4. Tidak berpenyakit kulit
5. Mata tidak minus atau silinder
6. Bersedia ditempatkan diseluruh cabang Hokben


JABATAN : Karyawan Restoran ( DRV)
Persyaratan :
1. Pria, usia Mak. 32 th.
2. Pendidikan SLTP atau sederajat
3. Memiliki Sim A atau B1
4. Tidak berpenyakit kulit
5. Memiliki pengalaman membawa mobil Box
6. Memiliki pengetahuan dalam perawatan standar mobil

JABATAN : Security ( SEV )
Persyaratan :
1. Pria/Wanita, usia Mak. 32 th.
2. Pendidikan SLTP atau sederajat
3. Tinggi badan 165 Cm
4. Memiliki Sertifikat kepelatihan Security
5. Bersesedia bekerja Shift


Untuk Staff Operasional
Persyaratan



Lowongan Pekerjaan
PT. ASCM
Untuk Staff Operasional
Persyaratan
a.
Pria, usia Maks. 29 Th
b. Mahir mengemudi dan memiliki SIM A atau SIM B1
C. Pendidikan SLTA
d. Komunikatif dan berpenampilan menarik
e. Berbadan sehat dan memiliki proporsi tubuh seimbang
f. tinggi badan minimum 165 Cm.
g. bersedia ditempatkan diseluruh Indonesia
h. Tidak merokok, tidak bertato, tidak bertindik dan tidak punya penyakit kulit
Hubungi
Recruitment & Assement Department
JKP 10035 atau PO. Box. 3501
e-mail so_ascm_09@yahoo.com
Lowongan Kerja sampai 20 Agusus 2009

PT. DUNIA ATTRER
Jl. Dr. Saharjo No. 1,2,3C
Jakarta Selatan
dibutuhkan SPG, SUPERMARKET GOLDEN TRULY
Hubungi Eka, HP. 98390002
Persyaratan : bawa CV,
Wanita tinggi minimal 158 Cm
Laki-laki 170 Cm


Lowongan Kerja sampai 19 Agusus 2009
PT. SEJATI Group
One Stop Service
Pancoran
dibutuhkan 10 orang karyawan
Posisi :
1. Admin : 2 orang laki-laki
2. Admin MD : 2 orang laki-laki
3. Admin Umum : 4 Perempuan
dekat Gedung Aldiron, Samping Bank INA, sebelah Hotel Mulia
Masuk dari jalan POM BENSIN
hub : Bp. Yan Telp. 682 84134
akan ditempatkan di 2 tempat : 1 di Tanah Abang atau di Pancoran


Lowongan Kerja sampai 3 Agusus 2009
Posisi :
1. Tata Usaha (TU) sekolah SMP + SMA
HUBUNGI : Pak Widoyo, secepatya


Lowongan Kerja sampai 31 Juli 2009
Posisi :
1. Cashier (CHS)
2. Warehouse Administrasi/Administrasi Gudang (WH-ADM)
3. Customer Service (CS)
4. Pramuniaga (ADV)
5. Receiving Warehouse Staff (REC)

Kualifikasi UMUM :
a. Sigap, Dinamis, komunikatif
b. Berpenampilan menarik, tinggi min-160 Cm
c. Bersedia bekerja Shift, untuk staff operasional

* Datang Langsung (Walk In Interviw) dengan membawa CV lengkap Ke :
INDEX MALL PURI INDAH
Jl, Puri Agung-Meruya Jakarta 11610
Tanggal : Kamis, 30 Juli 2009
Jam : 09.00 - 13.00
( Masuk lewat pintu karyawan INDEX)


Lowongan untuk Untuk Kamis dan Jumat, 16-17 Juli dan 22-24 Juli 2009
Ada Lowongan dari PT. PALOMA GRAZIA
Posisi : SPG(Sales Promotion Girl) Children Wear
Penempatan : Slipi, Kembangan,

Persyaratan :
* Khusus a. Alumni Jurusan Penjualan
b. Tinggi Bandan 160 Cm
c. Penampilan Menarik
d. Dapat berkomunikasi dengan baik
* Umum 1. Lamaran Kerja
2. CV
3. Foto copy Ijasah SMK + Bawa ijasah Asli
4. Foto copy KTP
5. Pas Photo 2 x 3 terbaru = 2 lembar
* Waktu : 16-17 dan 22-24 Juli 2009
Jam 09.00-15.00
* Tempat : PT. Paloma Grazia
Komp. Harco Mangga Dua
Blok H/21-21A
Jakarta 10730
*telepon : 021-6122162javascript:void(0)
* Contac Person ; Henny (HRD=Human Recources Development)

Lowongan untuk Untuk Senin, 6 juli 2009

ada lowongan dari :
Pada hari Seni, 6 Juli kemungkinan ada cap tiga jari
Pada saat itu, akan ada perekutan dari Depstore Matahari Taman Anggrek, untuk posisi SPG,

Lowongan untuk Untuk Senin, 25 Juni s/ 10 Juli 2009
ada lowongan dari :
PT. WELLCOMM
Apartemen Mediterania Tower A. Lt. 2 Unit a/02/02
Jl. Tanjung Duren, Kav. 5-9, Jakarta Barat 11470

Jabatan : Sales Counter (Khusus Wanita, Max.24 Tahun)
Persyaratan :
* Penampilan menarik
* Badan Proposional
* Suka Tantangan
* Energik, Inisiatif, Mandiri
* Pandai Berkomunikasi
* Siap di rolling ke seluruh JABODETABEK
* SMK
* Bonus Menarik
* Tinggi Min. 158 Cm

JADWAL INTERVIEW :
Senin, Rabu, Kamis, Jum'at
Jam : 08.00 - 11.00
Sabtu ( 08.00 - 11.00 )
Up. HRD RECRUITMEN
Kirim ke alamat diatas

Lowongan untuk Untuk Senin, 22 Juni s/ 29 Juni 2009
Herman Purnawan & Co
Gedung Total Lt. 5
Jl. Letjen S. Parman, Kav. 106A
Jakarta 11440

# Bagian Staff dari Konsultan Pajak
Persyaratan :
1. Lulusan SMK dan Berprestasi
2. Jurusan Akuntansi
3. Fresh Graduate ( baru lulus )
4. Tertarik memperdalam perpajakan dan bersedia kerja
Untuk yang tertarik:
kirim ke alamat diatas atau e-mail: hpcol@cbn.net.id

Lowongan untuk Untuk Senin, 19 Juni s/ 20 Juni 2009
ada lowongan dari :
1. CENTURY (Healthcare)
Jabatan :
# Administrasi Gudang
a. Wanita, usia Max. 25 Tahun belum Menikah
b. SMK sederajat
c. Penampilan menarik & komunikatif
d. Bersedia bekerja Shift


# Pramuniaga
a. Wanita, usia Max. 25 Tahun belum Menikah
b. SMK sederajat
c. Penempatan di Tangerang

# Datang langsung dengan membawa lamaran lengkap pada :
Hari : Jumat - Sabtu
Tanggal : 19 - 20 Juni 2009
Pukul : 08.00 - 10.00
Tempat ; Gedung Pharos
Jl. Limo 40, Permata Hijau
Kebayoran Lama - Jakarta Selatan

Rute
Blok M. : Naik Metromini 70 arah Joglo, turun di Apartemen Permata Hijau
Slip Palmerah : Naik mikrolet M.09 arah Kebayoran Lama, turun di Jl. Limo


Lowongan untuk Untuk Senin, 15 Juni s/ 19 Juni 2009
Ada lowongan pekerjaan dari :
1. PT. METALINDO TOSAN SURYA
Jl. Daan Mogot No. 200, Jakarta Barat
021 566 5109/91
Adapun yang diperlukan ;
a. Foto 4 x 6 (2lembar)
b. Foto Copy KTP
c. Surat Lamaran
d. Daftar Riwayat Hidup
e. Foto copy Ijasah terakhir (apabila belum ada copy raport)
Paling Lambat 19 Juni 2009

2. PT. UNICOM HARBURA JAYA MAKMUR
Jl. Gunung Sahari Raya No. 2, Blog B2, Komp. Marina Dua Jakarta 14420
Ph. (021) 633 8501, Fax. 6409969
Adapun cara penerimaan :
a. Silahkan datang di SMK Negeri 17 Jakarta
Senin, 15 Juni 2009
Seleksi Langsung, Pukul 09.00 WWib

b. Membawa persyaratan lamaran
1. Wanita, Usia max. 25 tahun)
2. Lulus SMK
3. Berpenampilan Menarik
4. Jujur dan mau bekerja keras
5. Mengusasi bahasa Inggris, komputer/bisa mengetik 10 jari diutamakan
6. Mempunyai jiwa "Care" (jiwa melayani) terhadap konsumen
7. Bersedia mengikuti training selama 1 bulan, dan tetap mendapat gaji penuh
8. tidak dipungut biaya apapun
c. Fasilitas dan penempatan jika lolos seleksi kualifikasi
1. gaji, pengobatan, jamsostek, THR
2. Berpeluang menjadi karyawan tetap jika telah menyelesaikan masa kontark
3. penematan di OUTLET NOKIA CARE CENTER seluruh wilayah JABODETABEK
4. Bersedai mengikuti peraturan yang ditetapkan perusahaan
d. Jika anda adalah pribadi yang jujur, pekerja keras dan menyukai tantangan,
silahkan kirim lamaran lengkap disertai Pash Foto terbaru ke alamat :
PT. UNICOM HARBURA JAYA MAKMUR
Ruko ITC Roxy Mas, Blok. C4, No.25
Jl. KH. Hasyim Azhari, Jakarta Pusat 101150
atau via e-mail : dedy@nccparastar.com


Lowongan untuk Untuk Senin, 8 Juni s/ 22 Juni 2009
1. Sales Operation (SOS)
Kualifikasi :
a. Pria/wanita, Usia Max. 23 Tahun
b. Pendidikan SMK sederajat
c. Freshgraduate atau pengalaman min. 1 tahun
d. Penampilan menarik & Komunikatif
e. Energik, dapat bekerja mandiri maupun tim
f. Familiar dalam komputer Ms. Office

2. Waiter / Waitrees (WW)
Kualifikasi :
a. Pria/wanita, Usia Max. 23 Tahun
b. Pendidikan SMK sederajat
c. Freshgraduate atau pengalaman min. 1 tahun
d. Penampilan menarik & Komunikatif
e. Energik, dapat bekerja mandiri maupun tim
f. Tinggi badan wanita : 160 cm, Pria : 165 cm

3. Operator SPBU (OPRT)
Kualifikasi :
a. wanita, Usia Max. 24 Tahun
b. Pendidikan SMK sederajat
c. Freshgraduate
d. Penampilan menarik & Komunikatif
e. Energik, dapat bekerja mandiri maupun tim
f. Menyukai pekerjaan lapangan

4. ADMINISTRATION STAFF (ADM)
Kualifikasi :
a. Pria/wanita, Usia Max. 23 Tahun
b. Pendidikan SMK sederajat
c. Freshgraduate atau pengalaman min. 1 tahun
d. Penampilan menarik & Komunikatif
e. Energik, dapat bekerja mandiri maupun tim
f. Familiar dalam komputer Ms. Office
g. cekatan, rapi, dapat bekerja dalam tekanan
h. Mengerjakan tugas-tugas seperti membuat surat, materi presentasi, filing
data dan pekerjaan administrasi lainya untuk support divisi HRD, Training,
Marketing dll
i. Membantu pekerjaan Receptionist seperti menerima & menjawab telepon,
administrasi surat masuk dan keluar, menyambut tamu dll

  • Untuk Alumi SMK Negeri 17
  • silahkan mengirimkan surat lamaran lengkap, No. Telp./HP. & Pas
  • Foto dengan mencantumkan kode posisi pada pojok kiri Amplop,
  • ke HR Departemen PO. BOX 2227 JKP 10022. Atau dapat juga
  • kirim melalui e-mail kesubiantoro@sejatigroup.com atau
  • marchel@sejatigroup.com dengan mencantumkan kode posisi
  • pada subyek e-mail

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Barat, Indonesia
Ya, Allah matikan aku dalam Islam, Jadikan aku menurut kehendakmu, dalam Ibadah kehidupanku baik dunia maupun akhirat, masukkan aku dalam sorga Mu, ya Allah

DATA PRIBADI KU

Data ini hanya boleh diakses siswa-siswi SMK Negeri 17 aja