Senin, 07 Juli 2008

Ilmu Spiritual

Empat Jalan Menuju Ilmu Spiritual

Sebelum membahas tentang cara-cara memiliki ilmu spiritual, kita akan perjelas dulu apa itu Ilmu Spiritual. Pengertian sederhananya, Ilmu Spiritual adalah pengetahuan tentang kemampuan melebihi manusia pada umumnya, yang mana sebab-sebab kemampuan itu berasal dari metaenergi yang tidak tampak mata. Seperti energi listrik, metaenergi hanya bisa dibuktikan dengan gejala-gejala yang ditimbulkan atau dengan pengamatan mata batin. Dalam prakteknya, Ilmu Spiritual sering digabungkan dengan keyakinan agama atau kebudayaan masyarakat setempat dimana Ilmu Spiritual itu berkembang.

Dalam bahasa keseharian orang indonesia, Ilmu Spiritual disebut dengan berbagai istilah. Berikut ini kami jelaskan beberapa istilah dan alasan digunakan istilah itu untuk menyebut Ilmu Spritual.

Ilmu Gaib, dikatakan gaib karena memperlajari energi dan makhluk gaib. Kata "Gaib" atau lebih tepatnya "Ghoib" berasal dari bahasa arab yang artinya tidak terlihat. Selain alasan itu, disebut Ilmu Gaib juga karena sesuai filsafat Ilmu Spiritual yang seharusnya tidak diperlihatkan, alias harus disembunyikan, jangan sampai dipamerkan kepada orang lain untuk kesombongan. Istilah yang hampir sama artinya dengan Ilmu Gaib adalah Ilmu Kebatinan, dari kata "batin" yang bisa berarti hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya.

Ilmu Metafisika, hampir sama dengan istilah ilmu gaib diatas, istilah meta-fisika digunakan karena dalam Ilmu Spiritual dipelajari energi dan kejadian yang tidak terlihat secara fisik dan tidak sesuai dengan hukum fisika.

Ilmu Hikmah, digunakan untuk menyebut Ilmu Spiritual yang berkembang dikalangan umat islam. Ilmu Hikmah punya ciri khas yaitu amalan yang digunakan adalah doa khusus berbahasa arab, dzikir kalimat tertentu dan ayat suci Al-Quran yang diyakini bisa menjadi wasilah atau perantara terkabulnya sebuah doa.

Ilmu Supranatural, dikatakan supra-natural karena pemilik ilmu spiritual secara otomatis mempunyai kemampuan melebihi kemampuan alami manusia pada umumnya. Misalnya kemampuan mengobati tanpa mengetahui ilmu kedokteran, ketahanan kulit dari serangan senjata tajam, tahan terhadap racun, api dan sebagainya.

Ilmu Kasepuhan, istilah ini dipakai oleh orang jawa untuk menyebut Ilmu Spiritual karena pada zaman dulu Ilmu Spiritual hanya diajarkan kapada orang sepuh yang artinya orang usia tua atau orang yang spiritualitasnya sudah mapan. Digunakan sepuh sebagai patokan dikarenakan jika Ilmu Spiritual dipelajari sembarang orang, maka bisa menyebabkan penyalahgunaan untuk kejahatan.

Beberapa kalangan menganggap Ilmu Spiritual sebagai hal yang sakral, keramat serta terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan ada yang dianggap Wali. perlu kami terangkan, bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih Allah) tidak sama dengan Ilmu Spiritual yang sedang kita pelajari. Wali Tuhan tidak pernah mengberharapkan kemampuan supranatural tersebut. Karomah itu datang atas kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh, ikhlas dan rendah hati. Sementara kita adalah orang yang memohon kepada Tuhan dengan penuh harapan agar Tuhan melimpahakan karunianya berupa kemampuan supranatural.

Berbagai Jalan Untuk Memiliki Ilmu Spiritual

Bebeda dengan sains (pengetahuan ilmiah) yang hanya bisa dikuasai dengan cara belajar, Ilmu Spiritual bisa dimiliki dengan beragam cara yang unik. Setidaknya ada 4 jalan yang umumnya bisa menyebabkan seseorang memiliki kemampuan spiritual, yaitu:

Melakukan Olah Spiritual. Ini adalah cara yang umum dilakukan orang untuk mendapatkan kemampuan spiritual. Esensi dari olah spiritual adalah memohon kepada Tuhan agar dari dirinya sendiri terpancar kekuatan spiritual. Bentuk olah spiritual sangat beragam sesuai aliran ilmu spiritual atau sesuai keyakinan dan budaya masyarakat dimana ilmu spiritual berkembang. Di tanah jawa, olah spiritual ini disebut "lelaku" atau "tirakat" yang berasal dari kata arab yang bisa diartikan menempuh suatu perjalanan. Tirakat orang jawa umumnya berupa semedi (meditasi), mantra (doa berbahasa jawa), pantang makan/melakukan sesuatu, serta puasa budaya seperti mutih, patigeni, ngalong dan sebagainya.

Melakukan Olah Spiritual inilah yang bisa disebut belajar ilmu spiritual, karena dalam hal ini guru hanya memberi petunjuk lelaku atau jalan yang harus ditempuh murid, sedangkan besar-kecilnya energi yang dimiliki murid tergantung kualitas lelaku-nya sendiri. Kelebihan olah rohani adalah murid bisa mengembangkan ilmunya sebebas-bebasnya. Semakin tekun dan serius dalam olah rohani, maka semakin besar pula metaenergi yang dihasilkan.

Warisan Keturunan. Tanpa belajar pun seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang memiliki ilmu-ilmu spiritual. Prosesnya berlangsung secara otomatis tanpa belajar, tapi sulit ditebak kedatangannya. Biasanya dalam satu generasi, hanya ada satu orang yang terpilih untuk mewarisi ilmu keturunan. Kadang orang yang mewarisi ilmu keturunan tidak menyadari bahwa dia memiliki kemampuan melebihi kewajaran, dan baru sadar setelah mengalami peristiwa yang menyebabkan kemampuannya keluar.

Ilmu Laduni adalah pengetahuan yang datang melalui ilham atau "bisikan" yang langsung dipahami dan diingat selalu oleh otak. Tentu saja tidak semua orang bisa mendapatkan pengetahuan tanpa belajar yang diyakini datang langsung dari Tuhan ini. Banyak orang melakukan olah spiritual untuk mendapatkan "ilmu dadakan" ini, namun hanya sedikit yang mendapatkannya. Sebagian lagi yang hatinya kurang bersih justru tertipu oleh bisikan-bisikan dari setan.

Menurut para guru spiritual, ilmu laduni hanya diberikan oleh Tuhan kepada hambanya yang taat, berbudi luhur, ikhlas, tidak mengharapkan balasan berupa keduniawian. Lucunya lagi, akhir-akhir ini kami banyak menemui pemalas yang mengamalkan ritual tertentu untuk mendapatkan ilmu laduni yang datang seketika. Tentu saja orang-orang semacam ini sangat mungkin akan ditipu oleh jin yang mengaku malaikat atau roh seorang tokoh spiritual yang sudah meninggal.

Transfer Energi, disebut juga "pengisian" yaitu pemindahan metaenergi dari seorang guru kepada murid. Dengan transfer energi murid tidak perlu susah payah mempelajari Ilmu Spiritual, karena energi yang didapat dari guru langsung bisa digunakan. Tentu saja transfer energi hanya bisa dilakukan oleh guru yang sudah mencapai tingkat spiritual yang tinggi.

Umunya kemampuan supranatural yang didapat dari pengisian adalah statis (tidak bisa berkembang) dan hanya bertahan dalam jangka waktu tertentu. Namun dengan metaresonansi yang dikembangkan oleh Ustadz Firman, meskipun cepat dan mudah, tapi kemampuan spiritual yang Anda miliki bisa berfungsi seumur hidup, bahkan bisa Anda tingkatkan dengan cara tekun berlatih.

Metaresonenasi bisa mempermudah dan mempercepat proses olah spiritual. Selain memberikan energi yang langsung bisa dimanfaatkan oleh murid, metaresonansi juga mengaktifkan pusat energi di tubuh murid sehingga murid bisa menghasilkan metaenergi sendiri. Jadi metaresonansi tidak sama dengan transfer energi biasa. Baca lebih banyak tentang

KHODAM

Pembantu Dari Demensi Gaib

Sebagian orang beranggapan bahwa memiliki khodam (atau ilmu spiritual yang ada khodamnya) adalah sebuah kesyirikan atau dosa besar. Bagi kami, pendapat ini adalah pendapat yang "membabi buta" karena pengertian khodam sangat luas. Sedangkan khodam sendiri terdiri dari berbagai jenis yang tidak bisa disamakan. Berikut ini pembahasan panjang mengenai khodam. Selamat membaca....

khodam jinIstilah "khodam" berasal dari bahasa arab yang berarti pembantu, penjaga atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan satpam juga bisa disebut sebagai khodam. Namun dalam konteks ilmu spiritual, istilah "khodam" digunakan khusus untuk menyebut makhluk gaib yang mengikuti pemilik ilmu spiritual atau yang mendiami suatu benda pusaka. Dalam konsep spiritual jawa, khodam disebut sebagai "prewangan" yang artinya adalah orang yang membantu.

Khodam dalam konsep msitik islam dan jawa diyakini sebagai "jiwa" suatu ilmu. Khodam memberi energi pada pemilik ilmu sehingga bisa melakukan hal-hal diluar kewajaran. Tentu saja ada khodam yang minta imbalan ada pula yang "gratis" karena khodam ini datang karena kehendak Allah, bukan "dipaksakan" oleh manusia. Yang dimaksud "dipaksakan" adalah khodam ini datang karena seseorang melakukan ritual pemanggilan yang ditujukan untuk meminta tolong kepada khodam dari golongan jin.

Mengenai siapakah sebernarnya khodam, para spiritualist berpendapat berbeda-beda. Kelompok pertama mengatakan khodam adalah jenis makhluk tertentu yang khusus diciptakan Tuhan sebagai "pembawa" kekuatan bagi para pemilik ilmu dan benda pusaka. Kelompok ini tidak punya dalil yang kuat untuk mendukung pendapatnya, jadi pendapat ini boleh kita abaikan.

Kelompok kedua berpendapat bahwa khodam hanyalah sebutan atau julukan bagi Jin, Qorin dan Malaikat yang membantu manusia. Seperti istilah "setan" yang sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin atau manusia yang suka berbuat kejahatan. Dalam kitab Al-Quran pun diterangkan bahwa Tuhan hanya menciptakan hambanya yang berakal dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin. Ustadz Firman sendiri lebih meyakini pendapat kedua.

Mengapa Khodam membantu manusia?

Karena khodam terdiri dari tiga jenis makhluk yaitu Jin, Qorin dan Malaikat, maka alasan mereka bersedia membantu manusia juga berbeda-beda. OK. agar Anda lebih paham, kami jelaskan satu per satu dibawah ini:

1. Khodam Jin

Pelu Anda ketahui bahwa kehidupan sosial jin sama seperti manusia. Mereka terdiri dari bermacam-macam ras dan kelompok yang sangat kompleks. Setiap jin punya sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda seperti pada manusia. Begitu pula dalam dalam membantu manusia, mereka punya alasan yang berbeda-beda. Namun secara garis besar, ada 5 alasan mengapa jin mau membantu manusia.

#Ingin menyesatkan manusia. Kelompok jin ini adalah tentara ilbis yang ditugaskan untuk membantu para tukang sihir dan penganut ilmu hitam. Orang yang ingin memiliki khodam jenis ini harus melakukan perbuatan atau ritual yang melanggar aturan Tuhan. Misalnya untuk medapatkan ilmu sihir mereka harus menyediakan sesaji, makan darah, membunuh, melakukan dosa besar dan sebagainya. Jin jenis ini sangat senang jika manusia yang didampinginya jauh dari agama.

Bukan hanya penganut ilmu hitam saja yang dibantu oleh jin tentara iblis ini. Para penganut thariqoh (orang yang menapaki jalan spiritual menuju Tuhan) dan orang soleh yang kurang waspada pun disesatkan oleh jin golongan ini. Awalnya jin mengaku sebagai guru spiritual yang sudah meninggal atau malaikat yang akan membimbingnya dan membantu segala usahanya. Seketika seorang ahli thariqoh pun memiliki banyak "kesaktian". Namun perlahan-lahan jin cerdas ini memperdaya ahli thariqoh hingga dia melanggar aturan agama.

#Ingin mendapat keuntungan dari manusia. Khodam Jin jenis ini selalu meminta imbalan dalam bentuk sesaji, persembahan, korban, bahkan ada yang mengadakan perjanjian, jika sudah sampai waktu yang ditentukan pemilik ilmu bersedia menjadi budak/pengikut di alam jin. Orang yang menjadi budak jin, meniggalkan jasadnya, kemudian jiwanya dibawa ke alam jin. Sehingga dia tampak mati bagi orang awam, padahal dia sebetulnya belum mati. Nanti ketika sudah sampai batas usianya, malaikat maut baru menjemputnya untuk dihadapkan kepada Tuhan.

Keadaan ini sesuai dengan Al-Quran surah Al-Jin ayat 6, yang terjemahnya: Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.

#Karena mencintai manusia. Kadang kami menemui ada jin yang mengikuti manusia dengan alasan cinta. Cinta yang kami maksud adalah seperti cinta pria kepada wanita. Umumnya jin yang seperti ini selalu berusaha membantu manusia yang dicintainya, sekaligus mengganggu. Bentuk bantuannya bisa berupa kemampuan mengobati, perlindungan dari kejahatan, kemampuan mengetahui rahasia orang dan sebagainya. Sedangkan gangguannya biasanya berupa: merasa diikuti seseorang, sulit mencintai, hubungan cinta selalu gagal, kesurupan/kerasukan dan sering mimpi bersetubuh. Bahkan kadang ada jin yang datang dalam wujud manusia untuk menyetubuhi manusia dalam keadaan sadar.

#Persahabatan. Bagi sebagian orang yang memiliki ilmu spiritual tertentu, bersahabat dengan jin bukanlah hal mustahil. Idealnya hubungan persahabatan adalah saling membantu dan berbagi. Namun kenyataannya hubungan persahabatan dengan jin bisa menguntungkan atau merugikan Anda, bahkan kadang juga menyesatkan Anda. hal ini sama jika kita bersahabat dengan sesama manusia. Jika sahabat kita adalah orang baik, maka kita pun terbawa menjadi baik. Tapi jika kita berteman dengan penjahat, maka kita pun bisa dirugikan atau malah bergabung menjadi penjahat. Semua itu tergantung sifat dan kepribadian Anda. Hubungan persahabatan inilah yang menjadi dasar Ilmu Khodam yang diajarkan Maha Spiritual Club.

#Karena mengagumi kepribadian manusia. Orang-orang saleh yang selalu berbuat kebajikan menjadikan kelompok Jin Muslim kagum. Kaum jin ini mengikuti orang saleh untuk meniru kebaikannya, mendengarkan ceramah yang disampaikannya, dan menjadi makmum ketika orang saleh tersebut melakukan ibadah. Disadari ataupun tidak, kelompok jin ini menjadikan orang saleh sebagai guru spiritualnya. Mereka juga berusaha untuk membantu, melindungi dan berdoa untuk guru spiritualnya itu. tidak ada keburukan yang disebabkan oleh jin-jin ini.

2. Khodam Sejenis Qorin

Sejak seorang manusia lahir, maka tercipatalah pula satu Qorin yang mengikutinya sampai kahir hayat. Namun yang kami bahas disini bukanlah Qorin yang mengikuti manusia lahir itu, melainkan Khodam Qorin yang didapat karena olah spiritual tertentu. Jumlahnya pun tak hanya satu, seorang manusia yang memiliki ilmu spiritual bisa saja diikuti puluhan, ratusan atau ribuan Qorin.

Qorin sebetulnya adalah golongan jin. Qorin lahir dari ayah dan ibu jin biasa, namun dengan kekuasaan Allah dia melahirkan Qorin yang memiliki sifat khusus. Sifat khusus yang dimaksud adalah tidak memiliki jenis kelamin (tapi bukan banci), sifat pasif dan tidak memiliki nafsu seksual. Qorin tidak bisa mempengaruhi pikiran manusia dan tidak bisa menampakan diri karena meterinya lebih halus dibanding jin biasa. Qorin hanya bisa dilihat dengan mata batin. Penampilannya pun dalam bentuk yang indah dan sopan. Umumnya Qorin tampil dalam bentuk laki-laki berpakaian serba putih dengan wajah yang tampan.

Khodam dari jenis Qorin mengikuti pemilik ilmu spiritual aliran putih dan tentunya Qorin datang atas kehendak Tuhan. Yang kami maksud Ilmu Spiritual Aliran Putih adalah aliran yang meyakini bahwa semua kekauatan spiritual sejatinya bersumber dari Tuhan. Penganut aliran putih tidak meminta kecuali hanya kepada Tuhan. Khodam jenis ini tidak meminta imbalan dalam bentuk apapun. Kalangan spiritualist yakin, ikutnya Qorin sebagai khodam manusia bisa diusahakan dengan olah spiritual seperti puasa, meditasi, membaca doa atau mantra. Sedangkan di MSC, ikutnya Qorin bisa dipersingkat dengan metaresonansi. Murid MSC yang belajar Ilmu Khodam juga bisa mendapat "pembantu" dari jenis Qorin.

3. Khodam Malaikat

Adanya khodam dari kalangan Malaikat tertuang dalam ayat berikut: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Quran surat Ar-Ra'd ayat 11).

Mengenai Khodam dari golongan Malaikat, kami tidak bisa menerangkannya lebih jauh, karena mata manusia (sekalipun memiliki mata batin) akan sangat sulit mengamati malaikat. Hanya orang-orang khusus yang dikehendaki Tuhan-lah yang memahami seperti apa sebetulnya wujud perlindungan malaikat itu. Meskipun mata tidak bisa melihat, tapi kami yakin bahwa perlindungan malaikat selalu ada menyertai orang yang selalu berusaha untuk kebaikan. khodam malaikat inilah yang menjadi pelindung pemilik Ilmu Maha Spiritual.

Khodam Malaikat atau Energi Khodam ?

Menurut para spiritualist, memang ada orang yang benar-benar dikawal oleh malaikat kemanapun dia pergi. Namun orang seperti ini sangat langka dan itu pun terjadi bukan karena dia belajar ilmu spiritual tertentu, melainkan itulah karomah dari Allah yang diberikan sebagai hadiah kesolehan dan keihlasannya. Orang yang dikawal malaikat bisa jadi tidak menyadari karena dia tidak pernah memohon kehadiran malaikat itu. Tentu konsep karromah ini berbeda dengan konsep olah spiritual yang mana orang yang melakukan olah spiritual menyadari sepenuhnya tujuan dari latihan dan doa yang dia lakukan.

Sebetulnya -dengan pengamatan mata batin yang teliti- kami hanya bisa mengamati bahwa hanya wujud energi dari Malaikat saja yang mengikuti pemilik Ilmu Maha Spiritual. Malaikat secara pribadi tidak bersanding dengan manusia biasa. Mengingat malaikat adalah mahluk suci, sedangkan manusia biasa seperti kita umumnya masih sering berbuat dosa kecil, bahkan kadang karena kelalaian, dosa besar pun kita lakukan. Meskipun hanya Energi Malaikat, tetapi kekuatannya setara dengan kekuatan beberapa malaikat yang disebutkan dalam doa Ilmu Maha Spiritual.

Agar tidak terjadi salah persepsi, maka kami tidak menggunakan istilah khodam malaikat. Kami hanya menggunakan istilah "energi khodam" untuk menyebut perlindungan yang kami yakini berasal dari malaikat. Jadi jika dikatakan Anda telah memiliki khodam malaikat, belum tentu berarti secara harfiah Anda diikuti oleh malaikat secara pribadi. Namun tidak tertutup kemungkinan jika ada murid Ilmu Maha Spiritual yang diikuti Malaikat secara pribadi, karena kedatangan Malaikat sebagai khodam adalah kehendak Tuhan. Sedangkan manusia hanya bisa berusaha dengan metode olah spiritual yang diyakininya.

Energi Khodam memiliki kesadaran sendiri, layaknya mahluk hidup yang bisa berpikir. Bahkan pada Ilmu Maha Spiritual tingkat 3, Energi Khodam nampak sebagai beberapa laki-laki berjubah putih yang mengelilingi Anda. Anda pun bisa berkomunikasi dengan energi ini jika mata batin Anda sudah terbuka. Namun karena belajar untuk membuka mata batin tidaklah mudah dan membutuhkan waktu lama, maka membuka mata batin diajarkan secara khusus, diluar meteri Ilmu Maha Spiritual.

Dosakah jika saya punya khodam ?

Seperti Anda ketahui, khodam terdiri dari 3 jenis yang memiliki sifat berbeda. Proses datangnya khodam pun berbeda-beda. Jadi dosa atau tidak jika Anda memilki khodam sangat tergantung proses datangnya khodam itu sendiri. Jika khodam tersebut dari golongan malaikat dan qorin, maka tidak ada alasan untuk memvonis Anda dosa. Karena sesungguhnya kehadiran malaikat dan qorin atas kehendak Tuhan.

Jika jin mengikuti Anda karena jin tersebut cinta atau mengagumi, maka Anda pun tidak bisa dianggap berdosa, karena kedatangan jin tersebut bukan atas keinginan Anda. Namun jika khodam jin membantu karena Anda mengerjakan sihir, belajar ilmu hitam atau mengadakan perjanjian dengan jin, maka itu sudah pasti dosa.

Memiliki khodam, selama ditempuh dengan cara yang benar, bukanlah suatu kemusyrikan, dan bukan berarti kita meyakini bahwa Tuhan tidak mampu menolong manusia secara langsung. Sudah menjadi aturan Tuhan, bahwa Tuhan memenuhi kebutuhan makhluknya - termasuk dalam memberi pertolongan - selalu melibatkan makhluk ciptaanya.

Sebagai contoh kita semua yakin malaikat Raqib dan Atib yang bertugas mencatat setiap amal baik-buruk manusia. Mereka diyakini berada di bahu kanan dan kiri setiap manusia*. Dengan adanya malaikat ini, bukan berarti kita meyakini Allah kurang kekuasaannya atau Tuhan repot mengurus manusia, sehingga menciptakan malaikat sebagai pembantu untuk meringankan tugas Tuhan. Adanya malaikat dengan tugas-tugas tertentu adalah hukum Allah dan manusia hanya bisa menerima kenyataan itu.


*Sebagian ulama berpendapat bahwa malaikat Raqib dan Atib benar-benar berada bahu kanan dan kiri setiap manusia. Sebagian lagi mengatakan bahwa itu hanya kiasan yang menandakan betapa telitinya malaikat tersebut dalam menjalankan tugas mencatat perilaku manusia.

Mengenal Jin, Setan dan Iblis

Banyak orang yang salah paham dalam mengenai "siapakah mereka sebenarnya?" Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk meluruskan segalanya.

Apakah Jin itu?

Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.

Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman Allah, "Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27).

Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, "Setan memperlihatkan wujudnya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia." (HR Al Bukhari).

Asal kejadian Jin

Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al Hijr: 27). "Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar Rahman : 15).

Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum]." (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.

Mengubah bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.

Apakah jin juga mati?

Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).

Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa: "Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna" artinya : Ya Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati. (Bukhari: 7383, Muslim : 717). Dari sini jelas bahawa jin bisa mati. Bahkan ada juga beberapa hadist dan cerita para sahabat terpercaya bahwa yang mengabarkan kematian jin karena dibunuh oleh manusia. Ustadz Firman sendiri punya banyak pengalaman bertarung dengan jin di alam nyata maupun alam gaib, dan pernah juga membunuh beberapa jin jahat dan ingkar janji.

Anggapan bahwa jin adalah makhluk yang sakti dan bisa melakukan "segalanya" dengan ajaib adalah 100% salah. Kehidupan jin sama seperti manusia, diantara mereka ada yang pintar karena berpendidikan tinggi dan ada yang bodoh karena faktor genetis atau kurang pendidikan. Bahkan tidak jarang jin pun terluka bahkan sampai mati, jika kita menuangkan air panas ke pohon atau lubang yang kebetulan dihuni jin. Kemudian terjadilah balas dendam oleh keluarga jin yang merasa dijahati, dan akhirnya timbul kesurupan atau penyakit yang aneh pada orang yang bersangkutan. Oleh karena itu ilmu spiritual untuk perlindungan gaib sangat dibutuhkan.

Selera Jin

Banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya juga ada, di antaranya sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian jin juga bisa tinggal bersama manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.

Namun ada perbedaan yang mencolok antara jin dan manusia, yaitu soal selera makanan, penampilan dan tempat tinggal. Jika semua manusia (sejahat apapun dia), lebih memilih tempat tinggal yang bersih, makanan yang enak dan penampilan yang rapi, maka hal itu tidak berlaku pada jin.

Selera makanan, penampilan, dan tempat tinggal jin sangat sesuai dengan sifat jin itu sendiri. Misalnya untuk jin yang cabul, maka dia suka tinggal di toilet dan kamar mandi, tempat manusia membuka aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin cabul ketika kita masuk ke dalam WC, hendaknya kita berdoa yang artinya, "Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (gangguan) setan laki-laki dan setan perempuan." (HR At-Turmudzi). Mereka juga makan dari kotoran dan penampilannya sangat buruk.

Namun pada umumnya jin yang normal, lebih suka bertempat tinggal di tempat gelap dan sepi yang jarang dijangkau oleh manusia, misalnya kuburan, gua, hutan, gunung dan pulau terpencil. Bagi jin, kehadiran manusia adalah gangguan. Seperti bila di halaman rumah Anda didatangi sekelompok gajah liar, tentu Anda merasa sangat terganggu. Dan karena Anda tidak bisa berkomunikasi untuk memberi nasehat kepada gajah itu, maka tindakan Anda adalah mengusirnya dengan paksa, bahkan kadang sampai melukai. Nah seperti itu pula motivasi jin dalam mengganggu manusia, kadang memang karena niat jahat, namun kadang juga karena tidak ingin terganggu.


IBLIS

Dari Golongan Malaikat atau Jin?

Orang-orang berbeda pendapat tentang asal muasal Iblis, apakah dari golongan malaikat, jin, ataukah jenis makhluk tersendiri? Pendapat pertama dan kedua mengambil dasar dari ayat yang sama, yakni firman Allah Ta’ala:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya.” (QS. Jin: 50)

Pendapat yang menyebutkan bahwa jin berasal dari malaikat berdalil dengan firman-Nya, “maka sujudlah mereka kecuali iblis.” Seperti dimaklumi, jika dikatakan ‘seluruh siswa hadir kecuali Amir’, bahasa yang lazim digunakan menunjukkan bahwa Amir juga seorang siswa. Begitu pula ayat di atas, jika dikatakan ‘semua malaikat bersujud kepada Adam kecuali Iblis’, maka Iblis juga termasuk golongan malaikat.

Adapun pendapat yang menyebutkan bahwa Iblis termasuk golongan jin, berdalil dengan firman-Nya, “Dia adalah dari golongan jin.”

Pendapat kedua ini –wallahu a’lam- lebih rajih, karena indikasinya lebih sharih (gamblang) daripada yang pertama. Sedangkan ayat yang ‘zhanniyatud dilalah’ (makna yang ditunjukkan memungkikan beberapa penafsiran) semestinya dibawa kepada yang qath’iyyatud dilaalah (yang lebih pasti makna yang ditunjukkannya).

Lagi pula, pengecualian Iblis dari malaikat yang bersujud belum tentu menunjukkan bahwa dia termasuk golongan malaikat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan "istitsna’ munqathi", pengecualian yang terpisah. Beberapa ayat al-Qur’an menggunakan metode semacam ini. Seperti firman Allah,
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain hamim (air yang mendidih pada puncaknya) dan nanah.” (QS. an-Naba’: 24-25 )

Padahal telah dimaklumi bahwa ‘hamim’ maupun nanah tak lazim disebut sebagai minuman. Inilah istitsna’ munqathi’.

Hasan al-Bashri menguatkan pendapat kedua ini dan berkata, “Iblis itu sama sekali bukan termasuk golongan malaikat.”

Nama Person atau Jenis?

Setelah dipahami bahwa Iblis termasuk golongan jin, maka dapat dimengerti bahwa Iblis itu nama person, bukan nama jenis. Dialah satu-satunya jin yang ditunda kematiannya sampai hari kiamat. Seperti firman Allah:
“Iblis menjawab, ‘Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan’. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh’.” (QS. al-A’raaf: 14-15)

Kata ‘kamu’ (berbentuk mufrad atau kata tunggal) menunjukkan hanya satu person. Dan nash yang ada –sejauh yang kami ketahui- hanya disebut dalam bentuk kata tunggal, yakni ‘ibliis’, tidak ada yang disebut dalam bentuk jamak (abaalis). Ini menunjukkan bahwa jumlah Iblis hanya satu.

Beberapa dalil juga menunjukkan setan maupun jin selain Iblis bisa mati sebelum Kiamat.

Ketika Khalid bin Walid diutus Nabi menghancurkan berhala Uzza yang berujud pohon, tiba-tiba dari bawah pohon muncul setan wanita Uzza, lalu dibunuh oleh Khalid. Seorang Anshar juga pernah bergulat dengan ular besar yang akhirnya dikatakan Nabi bahwa itu jin.

Abu Sa’id menyebutkan bahwa keduanya mati, “walaa yudra ayyuhuma awwalu maata,” tidak diketahui manakah yang lebih dahulu mati di antara keduanya.

Siapa Istrinya?

Allah telah mengabarkan bahwa Iblis memiliki keturunan dalam firman-Nya,
“Patutkah kamu mengambil dia (Iblis) dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” (QS. al-Kahfi: 50)

Ya, dia beranak pinak, tapi siapa istri Iblis tidak disebutkan dalam nash. Kalau saja ada faedahnya secara syar’i, tentu Allah akan memberitakan tentangnya, baik dalam al-Quran maupun melalui lisan Rasul-Nya. Ketika asy-Sya’bi ditanya tentang nama istri Iblis, dengan santai beliau menjawab, “Itulah pernikahan yang tidak saya hadiri resepsinya.”

Cukuplah kita imani bahwa Iblis itu memiliki anak keturunan sebagaimana ditunjukkan ayat di atas.

Di Mana Posisinya?

Telah disebutkan dalam hadits, Iblis membangun istananya di atas air. Nabi saw. bersabda:
“Sesungguhnya Iblis meletakkan istananya di atas air, kemudian menyebar bala tentaranya, (setan) yang paling dekat kedudukannya dengannya adalah yang paling besar fitnahnya.” (HR. Muslim)

Ini tidak mengharuskan keyakinan bahwa Iblis tak pernah beranjak dari singgasananya. Yang jelas Iblis tidak pernah istirahat untuk membuat trik dan rekayasa untuk menyesatkan manusia. Hasan al-Bashri ditanya, “Apakah Iblis itu tidur?” Beliau menjawab, “Andai saja Iblis itu tidur, tentu kita bisa rehat.”


Siapakah Setan ?

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (QS. An Nas : 1-6).

Dari surah Annas jelas dan tidak ada keraguan bahwa "setan" sebetulnya adalah nama person atau sebutan untuk bangsan Jin dan Manusia yang jahat, suka mengganggu orang lain. Jadi anggapan kita selama bahwa yang disebut setan adalah makluk gaib yang menyeramkan adalah salah kaprah. Manusia yang jahat juga bisa disebut setan.

MERAMAL ADALAH HARAM

Ustadz Firman mungkin bisa juga digolongkan sebagai paranormal, atau lebih tepatnya spiritualist. Namun sama sekali Ustadz Firman bungkam jika ditanya tentang masa depan. Ustadz Firman tidak seperti paranormal pada umumnya yang mau meramal setiap kali ada permintaan dari klien meskipun tidak ada jaminan ramalan itu selalu benar. Namun Ustadz Firman tetap menghormati dan menghargai teman paranormal lain yang punya kemampuan meramal dan bersedia meramal. Bagi Ustadz Firman masalah ramal-meramal adalah sah-sah saja dalam dunia paranormal. Memang ada ilmu-ilmu yang bisa dipelajari untuk meramal. Namun untuk pribadi, mohon dimaklumi, Ustadz Firman tidak bersedia meramal. Apa yang membuat Ustadz Firman diam adalah :

"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari". (Hadist Riwayat Muslim)

"Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang dia ramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Artikel ini ditulis karena banyaknya orang yang salah paham tentang prinsip dan keyakinan yang dianut Ustadz Firman Langit. Beberapa orang meminta Ustadz Firman untuk meramalkan nasib, hasil pertandingan sepak bola dan sebagainya. Sungguh Ustadz Firman dengan repot harus menjelaskan masalah ramalan kepada mereka yang belum paham.

Kadang (dan tidak selalu) Ustadz Firman memang mendapatkan "pertanda" dan mengetahui berita-berita dari beberapa jin tentang suatu kejadian yang akan datang. Dulu Ustadz Firman sempat menjadi peramal, tapi hanya sebentar, sekitar 3 bulan. Setelah sadar akan bahaya meramal, Ustadz Firman berhenti total untuk mengatakan pengetahuannya kepada siapapun dan dalam kondisi apapun.

Islam melarang seseorang untuk meramal atau memperkirakan masa depan dengan cara-cara yang tidak ilmiah. Lain halnya jika meramalkan cuaca, maka itu sah-sah saja karena bedasarkan data fisik yang faktual. Oleh karena itu sedikitpun Ustadz Firman tidak bersedia meramal atau mengatakan sesuatu apapun tentang firasat, mimpi, dan pertanda yang dialami. Kalaupun Ustadz Firman mendapat pertanda melalui mimpi, ilham atau kabar dari makhluk gaib tentang suatu kejadian maka itu bukan karena kehendak Ustadz Firman. Informasi itu datang dengan sendirinya, dan Ustadz Firman menyakini sebagai kehendak Tuhan. Pengetahuan itu adalah "amanah" yang harus dijaga. Jangan sampai diri Ustadz Firman terjerumus menjadi peramal yang membanggakan ramalanya jika terbukti benar.

Kadang juga datang kepada Ustadz Firman bangsa jin yang mengetahui berita-berita gaib tentang kejadian ayang akan datang. Mereka tahu berita itu karena mencuri berita langit. Namun Ustadz Firman memilih mengabaikan berita itu, karena Ustadz Firman yakin meskipun omongan jin itu benar, pada suatu saat jin itu hanya akan menjeruskan jika terlalu diyakini.

Menurut Ustadz Firman, berhubungan dengan jin sama halnya berhubungan dengan preman atau mafia manusia, karena sebagian besar mereka licik dan jahat. Maka dari itu perlu kewaspadaan dan tingkatan ilmu yang tinggi untuk bisa tetap selamat menghadapi tipudayanya, disamping tetap mendapatkan keuntungan dari mereka bedasarkan asas bisnis.

Sesungguhnya para peramal itu belajar dari kalangan jin. Padahal Jin itu penuh tipu muslihat yang menyesatkan. Adapun bagaimana para peramal itu bisa mendapatkan berita-berita tersebut, itu dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

"Tatkala Allah telah menetapkan satu urusan di langit, para malaikat mengepak-ngepakkan sayap mereka untuk menunjukkan ketundukkan mereka terhadap firman Allah, seolah-olah firman Allah itu adalah rantai di atas gundukan tanah yang menembus diri mereka. Ketika hati mereka sudah demikian gentar, tiba-tiba mereka ditanya: "Apa yang difirmankan oleh Rabb kalian?" Mereka menjawab: "Ia memfirmankan kebenaran belaka, sesungguhnya Dia Yang Maha Tinggi Lagi Maha Besar." Maka kata-kata itu didengar oleh jin yang mencuri-curi kabar dari langit. Demikianlah berita-berita itu dioper secara estafet -Sufyan salah seorang perawi hadits ini memberikan gambaran dengan telapak tangannya-- beliau menyilang-nyilangkan jari-jarinya. Lalu berita itu diberikan oleh pencuri berita itu kapada yang di bawahnya, kemudian diberikan lagi kepada yang dibawahnya, sampai terakhir hinggap di lisan ahli sihir atau peramal. Terkadang mereka sudah keburu disambar oleh bintang berekor sebelum sempat menyampaikannya. Terkadang mereka sempat menyampaikan kepada sang peramal sebelum sempat disambar oleh bintang berekor. Namun kemudian Jin membumbuinya dengan seratus kebohongan. Ia mengatakan: "Bukankan si Fulan telah mengatakan kepada kita demikian pada hari ini dan itu?" Secara bertepatan, sama dengan kata yang didengar dari berita langit."

Jin dapat mendengar ucapan para malaikat kepada sesama malaikat adalah dengan takdir dari Allah. Dan itu adalah persoalan yang kongkrit, bukan berarti Jin mengetahui hal yang ghaib. Namun dengan satu kata yang didengarnya itu, Jin membumbuinya dengan seratus kebohongan. Seperti memberikan kabar bahwa si A akan melahirkan anak laki-laki, lalu si peramal mengabarkannya kepada orang banyak. Ternyata yang terjadi memang demikian, sehingga mereka merasa mantap dengan berita itu. Atau memberikan kabar bahwa si A akan menikah tahun sekian atau akan meninggal dunia tahun sekian, dan berbagai kejadian rinci sejenisnya. Dengan itu, orang banyak menjadi terpukau dan mendekatkan diri mereka kepadanya dengan memberikan banyak hadiah dan uang. Kebohongan itu akhirnya menjadi lahan pencariannya setelah orang banyak sudah merasa mantap terhadap omongannya, sehingga iapun mencari nafkah dengan cara yang haram pula.

Efek Samping Ilmu Spiritual

Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Spiritual atau Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan mati, rezeki sedikit, bisa gila, menderita saat menjelang ajal dan sebagainya. Sebetulnya kepercayaan ini tidak sepenuhnya benar dan sangat tidak adil jika kita mengkambing-hitamkan Ilmu Spiritual sebagai penyebab segala kesusahan itu.

Sebetulnya baik buruk efek Ilmu Spiritual sangat tergantung pemiliknya karena ilmu hanyalah sebuah sarana. Menurut filsafat jawa, kemampuan besar adalah tanggungjawab besar. Jadi jika sebuah ilmu digunakan untuk kejahatan atau menjadikan pemiliknya sombong, maka pemilik ilmu bisa kualat alias mendapatkan azab/hukuman dari Tuhan atas dosa-dosa yang diperbuatnya.

Bisa saja Tuhan menghukum dengan cara menjadikan hidup selalu susah, sulit rezeki, menderita saat sakaratul maut atau hukuman lain karena orang tersebut sombong, menindas orang lain dan berbuat jahat menggunakan ilmunya. Bukankah kita selalu dalam kekuasaan Tuhan? Jadi selama ilmu yang kita miliki digunakan untuk kebaikan, maka tidak akan ada keburukan yang menimpa kita.

Namun tidak kami pungkiri bahwa banyak orang sakti yang selalu berbuat baik tetapi hidupnya tetap saja kesulitan, khususnya dalam mencari rezeki. Seolah-olah uang tidak mau mendekat padanya, semakin dikejar semakin jauh. Namun menurut pengamatan kami, penyembabnya bukanlah ilmunya, melainkan lebih pada masalah kurangnya keahlian kerja.

Kami menemui banyak Guru Spiritual yang ternyata tidak punya keahlian lain selain mengajarkan ilmu spiritual. Dikarenakan masa mudanya dihabiskan untuk memburu ilmu, maka mereka tidak punya banyak kesempatan untuk belajar keahlian dalam bekerja atau bisnis, bahkan sebagian dari mereka berpendidikan sangat rendah. Akhirnya, mereka hanya bisa menjadi pekerja kasar atau hanya mengharapkan bayaran dari orang datang meminta pertolongannya. Payahnya lagi, mereka tidak punya kemampuan marketing guna mempublikasikan kehalian spiritualnya.

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Barat, Indonesia
Ya, Allah matikan aku dalam Islam, Jadikan aku menurut kehendakmu, dalam Ibadah kehidupanku baik dunia maupun akhirat, masukkan aku dalam sorga Mu, ya Allah

DATA PRIBADI KU

Data ini hanya boleh diakses siswa-siswi SMK Negeri 17 aja